Oleh : Pita
Aktivis Muslimah
Baru-baru ini dikabarkan bahwasanya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutus kontak dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ada apa dibalik putusnya hubungan tersebut, padahal kita lihat bahwasanya hubungan Amerika dengan Israel selama ini tampak baik-baik saja.
Dikutip dari tempo.co (17/15/2025) Yanir Cozin, seorang koresponden Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan dalam sebuah unggahan di akun X miliknya. Ia menyebut bahwa Trump membuat keputusan tersebut setelah rekan dekatnya memberi tahu Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer bahwa presiden AS itu yakin bahwa Netanyahu memanipulasinya.
Cozin menunjuk kegagalan pemerintah Israel untuk menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman sebagai sumber memburuknya hubungan AS-Israel, dan juga menyoroti bahwa pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza.
Disisi lain keputusan Amerika serta perbedaan visi garis keras pemerintahan israel yang sudah tidak sejalan membuat hubungan mereka retak. Israel, mengatakan bahwa ada kekecewaan Israel terhadap masa jabatan kedua Trump, karena pemerintah Netanyahu percaya bahwa presiden Amerika Serikat akan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan Israel.
Demikian gambaran persatuan musuh-musuh islam. Persatuan mereka berasas atas kepentingan masing-masing, meskipun punya keinginan yang sama dalam menghancurkan umat Islam tetapi disisi lain mereka lebih mengutamakan kepentingan kelompok dibanding kerjasama. Ikatan kelompok ini adalah bukti bahwasanya ia adalah ikatan yang lemah. Ikatan yang hanya kepentingan sesaat bahkan bisa jadi timbulnya permusuhan. Apalagi ditambah ikatan kelompok ini karena ingin menghancurkan islam.
Allah SWT menggambarkan dalam Qur’an, “Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal”. (QS. Al Hasyr: 14)
Disamping ikatan yang lemah tersebut yang sumbernya berasal dari buatan manusia, ada ikatan yang kuat, ikatan yang menyatukan seluruh umat islam yaitu ikatan Aqidah. Ikatan aqidah inilah yang nantinya melahirkan peraturan hidup atas perintah Allah SWT. Umat Islam harus menyadari dengan ikatan aqidah inilah sumber kekuatan kaum muslimin.
Penyadaran ini perlu adanya kerja jamaah dakwah islam idiologis, yang menyampaikan kepada seluruh umat bahwasanya umat islam ini adalah umat yang besar, yang punya kekuatan besar, hanya saja dengan sistem kapitalis sekuler dipisah antar sekat-sekat negara yang membuat umat islam terpecah. Dakwah jamaah mempunyai peran besar untuk menyadarkan Umat bahwasanya pentingnya mengamalkan apa yang terkandung dalam alquran sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para shahabat serta orang-orang yang hidup dalam naungan Islam dahulu.
Sebagaimana fakta sejarah menggambarkan kekuatan besar umat islam dalam sebuah naungan institusi kepemimpinan islam yaitu khilafah bahwasanya Islam pernah berjaya selama 13 abad lamanya. Ini menjadi bukti dengan adanya persatuan umat maka akan menghantarkan kepada yang namanya Khilafah dan kemenangan. Sistem pemerintahan yang berlandaskan syariat islam, menjadikan negara yang adidaya, meninggikan kalimat Allah sehingga mampu mengalahkan musuh-musuh islam seperti Amerika Serikat dan lainnya. Persatuan yang besar inilah akan mampu membebaskan umat islam yang terjajah tidak hanya di Palestina bahkan umat islam dinegeri-negeri lainnya, dengan adanya jihad dan khilafah maka kemenangan umat ada pada puncaknya.
Kepemimpinan dibawah naungan islam adalah kepemimpinan yang sadar akan tugasnya, Sehingga pemimpin dalam islam akan bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya. Rasulullah SAW menegaskan, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pemimpin negara yang berkuasa atas manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya (HR Bukhari dan Muslim)
Kabar gembira tentang kemenangan umat islam pernah disampaikan oleh Rasulullah, yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru pada sahabat: Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel)” (HR Ahmad). Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad). Kota Konstantinopel sudah ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih, maka kota Roma menanti untuk dimenangkan oleh umat islam. Maka tugas kita hari ini adalah mempersiapkan untuk kemenangan itu dengan belajar islam idiologis dan mendakwahkannya kembali agar peradaban yang indah itu kembali. Wallahualam bisshowab