BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-499, Pemerintah Kota Banjarmasin kembali menggelar Lomba Lagu Banjar yang digelar di Panggung Siring Pemko Banjarmasin.
Ajang kompetisi yang diselenggarakan secara meriah ini menjadi magnet bagi para pencinta olah vokal. Sejak dibuka pendaftaran, antusiasme masyarakat begitu tinggi. Tidak kurang 25 peserta datang dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga seniman muda yang ingin menguji kemampuan vokal mereka. Mereka semua bersaing ketat, tak hanya dalam kualitas suara, tetapi juga dalam interpretasi dan penghayatan lagu.
Akhirnya sebagai pemenang pertama di lomba lagu Solo Banjar tersebut diraih Syarifah Adila dengan nilai 1044 dengan membawakan lagu “Kasih Putus di Luhuk Badangsanak” karya Anang Ardiansyah.
Juara kedua disabet Raditya (1031), peringkat ketiga oleh Azahra Nadira Putri (1021). Juara harapan pertama direbut I Wan Ainun Jumeina (1013), harapan kedua oleh Muhammad Akhyar (996), dan harapan ketiga ditempati Dedi Cahyadi (992).
Menurut salah satu dewan juri, Muhammad Hadzir, Kamis (11/9/2025) kriteria penilaian mencakup beberapa aspek penting. Kreativitas, ekspresi atau penjiwaan, penampilan panggung, dan kostum menjadi poin-poin utama yang dievaluasi oleh dewan juri. Penilaian ini dirancang untuk memastikan pemenang tidak hanya memiliki suara yang bagus, tetapi juga mampu membawakan lagu dengan penuh karakter dan daya tarik.
Dalam sesi evaluasi pasca-kompetisi, dewan juri memberikan masukan teknis yang mendalam. Mereka menyoroti pentingnya aspek seperti vibrato dan kontrol nada. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta yang kurang memiliki pelatihan formal. Namun, bagi yang memiliki bakat alami, panggung ini menjadi tempat ideal untuk bersinar.
Dijelas Hadzir, para peserta diberi pilihan sepuluh lagu yanh merupakan karya-karya terpilih dari komposer ternama seperti H. Anang Ardiansyah, M Syukri Munas, dan Ennos Karli. Daftar lagu ini memberikan keleluasaan bagi para peserta untuk memilih yang paling sesuai dengan karakter vokal mereka.
“Kami menyadari ada tantangan bagi peserta yang belum memiliki pelatihan formal, itulah mengapa kami menekankan pentingnya membina bakat muda, lomba ini adalah platform untuk mereka mengembangkan keterampilan, belajar pernapasan diafragma, dan teknik vokal lainnya.” jelas penyanyi senior lagu Banjar ini.
“Kami berharap kompetisi ini tidak hanya berhenti di sini, tapi terus menjadi agenda tahunan yang bisa melahirkan talenta-talenta baru di kancah musik Banjar,” harap Hadzir. (nug/KPO-3)