BANJARMASIN, kalimantanpost.com – Remaja yang tinggal di panti asuhan kerap menghadapi tantangan psikososial yang tidak ringan. Rasa kehilangan, keterbatasan dukungan keluarga, serta kekhawatiran akan masa depan sering kali menimbulkan kecemasan.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, tim dosen dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari melaksanakan Pelatihan Mindful Breathing Training bagi remaja putri di Panti Asuhan Aisyiyah Muhammadiyah Banjarmasin.
Kegiatan yang diketuai oleh Sabit Tohari,M.S.i, Psikolog ini bertujuan membantu remaja panti mengelola kecemasan dan meningkatkan ketenangan diri melalui teknik pernapasan sadar atau mindful breathing. Tim pelaksana juga melibatkan Muhammad Eka Prastia, S.Pd, M.Pd dan Zakiyah, SS, M.SI
Pelatihan yang berlangsung dengan pendekatan edukatif dan partisipatif ini diikuti oleh 35 remaja putri berusia 12–18 tahun. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga sesi utama, yaitu psikoedukasi tentang kecemasan, praktik pernapasan sadar, dan refleksi penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Tohari, teknik mindful breathing terbukti mampu membantu individu menenangkan diri dan menurunkan reaksi stres dengan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis.
“Latihan ini sederhana, bisa dilakukan di mana saja, tetapi efeknya sangat besar terhadap pengelolaan emosi dan penurunan kecemasan,” ungkapnya.
Hasil evaluasi menunjukkan antusiasme dan dampak positif yang tinggi:
80% peserta menyatakan materi menarik dan mudah dipahami.
87% peserta merasa pelatihan membantu mereka menjadi lebih tenang.
93% peserta merasakan efek relaksasi setelah mengikuti latihan pernapasan.
Beberapa peserta bahkan mengaku kini rutin mempraktikkan mindful breathing sebelum tidur atau saat menghadapi tekanan akademik maupun konflik sosial di sekolah.
“Kalau lagi cemas atau sedih, saya coba tarik napas pelan seperti yang diajarkan. Rasanya jadi lebih tenang,” ujar salah satu peserta dengan senyum lega.
Pengurus Panti Asuhan Aisyiyah Muhammadiyah menyambut baik kegiatan ini dan berkomitmen untuk melanjutkan latihan secara rutin bersama para remaja. Tim pengabdian juga menyerahkan panduan latihan tertulis agar program dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Menurut Eka Prastia , pendampingan psikososial seperti ini penting untuk membangun ketahanan mental remaja.
“Ketenangan batin adalah pondasi penting untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional dan spiritual,” jelasnya.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman remaja tentang konsep kecemasan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri dan kemampuan regulasi emosi.
“Kami berharap latihan ini bisa menjadi bagian dari keseharian anak-anak di panti, agar mereka tumbuh menjadi remaja yang lebih tangguh dan bahagia,” pungkas Zakiayah.
Melalui kegiatan ini, Uniska terus menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat, khususnya di bidang kesehatan mental dan penguatan karakter remaja (fin/KPO-1)














