Oleh : Andi Nurdin Lamudin
Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial Budaya
Di dalam buku yang berjudul Bagaimana menjadi penulis yang sukses oleh Wilson Nadeak. Bahwa untuk seorang penulis artikel, sajak, atau prosa karena ada dorongan yang kuat dari hati sanubarinya. Ia yakin ada sesuatu yang hendak disampaikannya kepada orang lain. Ia merasa puas apabila sesuatu yang mendorong itu dapat mewujudkan karya yang menjadi bahan pemikiran bagi pembacanya, atau mendatangkan kepuasan bagi mereka. Rangsang-rangsang ide yang menemukan sasaran itulah yang menimbulkan kepuasan bagi kedua belak pihak, penulis dengan pembaca. Jika kedua kutub itu bertemu, maka sukseslah yang telah dicapai.
Dimana sebuah buku yang menjelaskan dan berisi ide-ide yang ditawarkan oleh banyak penulis, yang berguna sebagai bahan pemikiran bagi peminat dunia karang-mengarang. Dimana juga menawarkan buah pikiran yang berguna bagi kaum awam yang berniat memahami dunia penulisan, bagaimana sesungguhnya seorang pengarang atau penulis menulis karangannya. Serta unsur-unsur apakah yang membuat seseorang sukses dalam dunia tersebut. Ide-ide yang berguna bagi penulis, tetapi juga berguna bagi orang yang bergerak di bidang lain, sebab inti hakikat yang dikandungnya dapat diterjemahkan ke dalam bidang kehidupan lain, agar sukses dan dicapai.
Tidak ubahnya bagi yang menekuni masalah hukum. Maka untuk semakin memahami keilmuan yang ditekuninya. Atau untuk mengembangkan hukum bidangnya masing-masing semakin jauh dan jelas maka untuk itu tulis menulis adalah sebuah jalan untuk membuka cakrawala keilmuan tersebut. Apalagi seorang pengacara atau advokat, di mana hukum terus berkembang seiring dengan pembangunan dan globalisasi, maka hukum dan undang-undang baru juga bermunculan. Seperti zaman ITE dan kasus-kasusnya. Di mana seringkali juga banyak tabrakan hukum. Pemahaman hukum Liberalisme dan Sosialisme dan kemudian penerapan hukum di dunia yang rakyatnya banyak Islam, juga bagaimana? Maka karena itulah pada akhirnya menimbulkan kebudayaan yang terkait dengan sosial kebudayaan.
Seorang penulis yang bernama George Harper, menulis tentang thema ‘Kalau sumur sudah kering, bagaimana?’. Dijelaskannya tampaknya mudah saja membayangkan apabila anda sudah selesai mengikuti beberapa kursus jurnalistik atau sudah tamat dari sekolah jurnalistik. Lantas anda sudah menjadi seorang jurnalis yang tangguh. Di mana ada seorang kawan yang pernah berkata, “Selalu kurindukan menjadi seorang penulis. Pada hari ini saya sudah menjadi penulis”. Kadang-kadang lambat atau cepat kesadaran akan timbul bahwa segala sesuatu itu tiba-tiba lenyap silih berganti dengan pendekatan baru pada sebuah kisah.
Apa yang terjadi? Umumnya penulis yang belum berpengalaman bersikap acuh tak acuh dalam memperkaya hidupnya sejak dia menyelesaikan pendidikan formalnya. Jelasnya, sumurnya telah kering. Ia tak berdaya menggunakan kata-kata, kehilangan ide dan cara, kehilangan cara-cara yang baru untuk mendramatisir cerita yang hendak dituturkannya. Bagaimana anda menghadapi masalah seperti ini? Sarannya adalah, bacalah buku-buku. Buatlah jadwal untuk membaca buku apakah akan anda selesaikan buku ini dalam satu bulan, seminggu atau kapanpun. Yang jelas anda harus membaca! Sekalipun banyak hal yang menuntut perhatian dari kita. Kita harus mengambil waktu
untuk membaca. Tidak terbatas pada buku tertentu, buku apa saja untuk mencari ide-de baru, cara-cara pendekatan yang baru, menambah perbendaharaan kata dan pokok-pokok pembahasan yang penting. Jangan malu-malu membaca buku, dan tentu saja anda harus bijaksana, karena anda tidak akan menemukan ide baru di dalam sampah. Baca juga kitab suci. Di dalam kitab suci banyak ditemukan cerita dan perumpamaan. Dari cara-cara yang digunakan dalam Kitab Suci itu, baik perbendaharaan kata dan ide, anda akan dapat menjalin cerita yang tiada taranya. Baca kamus. Benar, plot merah. Oleh karena itu, petiklah kata-kata baru kira-kira lima sampai sepuluh buah tiap minggu. Pelajari apa yang dikandung kata-kata baru itu dan cobalah berusaha menggunakannya dalam kalimat dan tulisan. Anda akan melihat betapa berfaedah dan betapa ajaibnya perbaikan yang anda peroleh dalam kemampuan menerangkan sesuatu dengan cara yang baru, bukan saja dengan menarik sekali tetapi juga penerapannya lebih kena.Bacalah terbitan berkala. Ketahuilah apa y
ang terjadi di dunia jangan hanya apa yang ada di kebun anda. Pelajari dengan seksama bagaimana penyajian cerita. Tidak ada salahnya apabila anda juga menggunakan cara yang digunakannya, tetapi usaha untuk menerapkannya dengan situasi anda.
Penulis menurut Emha Bintang tidak ubahnya seperti nara sumber, air yang mengalir pertama kali, karena itu wawasannya harus lebih luas lebih terbuka berguna pada orang banyak. Terutama sangat mengerti Tuhan berkehendak. Penulis yang mempertemukan antara seseorang dengan masalahnya, pada solusi yang tiba tiba ketemu dengan kehebatan sebuah tulisan. itulah penulis yaqng ideal, tulisan tulisan yang mempunyai daya inspirasi yang dicari setiap orang. Tentunya itu syurgaNya Allah SWT. Penulis tidak ubahnya seperti malaikat yang sangat mengerti syurga, dan memberi tahukan bagaimana cara memasuki syurga itu.
Oleh Larston D. Farrar dengan judul ‘Siapa yang disebut penulis yang sukses?’. Suatu hal yang penting sekali kita ingat ialah ide-ide kita sekitar makna sukses itu sendiri, sebelum menyimpulkan perihal penulis yang sukses. Cobalah saudara perhatikan dunia sekitar dewasa ini, siapakah yang saudara anggap menjadi penulis yang sukses? Apakah saudara menganggap orang yang tidak diketahui identitasnya yang telah menulis naskah film yang memenangkan Oscar 1956, tetapi tidak mengambilnya, apakah saudara menganggapnya seorang penulis yang sukses? Penulis ini termasuk sepuluh besar di Hollywood. Ia pernah dijebloskan kedalam penjara, setelah menjalani hukuman mulailah dia menulis naskah untuk film dengan nama samaran. Bagi perusahaan film yang telah ‘memecat’ dia karena menggunakan nama aslinya, adalah suatu hal yang memalukan ketika menggunakan nama aslinya, telah menjual naskah kepada mereka dan publik mengetahuinya, dengan nama yang baru. Itulah sebabnya dia tidak pernah menerima Oscar. Pertanyaannya masih tetap, a
pakah dia termasuk penulis yang sukses?
Apakah saudara akan mengatakan bahwa seorang penulis yang sukses ialah penulis yang telah berhasil menjual bukunya dalam jumlah jutaan eksemplar? Charles Sheldon menulis sebuah buku yang berjudul ‘In His Steps’, yang dianggap paling luas peredarannya, tentu saja selain Alkitab, dari sejarah buku yang pernah beredar di Amerika Serikat pada masa itu. Tetapi dia gagal memperoleh hak ciptanya. Bukunya diterbitkan oleh beberapa penerbit. Bukunya dicetak dalam jumlah jutaan tetapi dia merana, salat sulit baginya mengumpulkan uang dari hasil jerih payahnya itu. Apakah dia termasuk penulis yang sukses?
Banyak penulis yang sukses karena bukunya, seperti Votaire, Sir Walter Scoot, Oscar wilde.