Banjarmasin, KP – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin meminta agar diberikan kelonggaran dalam melaksanakan donor darah selama diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mempercepat penanganan pandemi virus corona (Covid-19).
“ Pasalnya, selama PSBB dikhawatirkan akan berdampak terhadap warga yang ingin mendonorkan darahnya karena mereka takut keluar rumah,” Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit , kepada sejumlah wartawan, Kamis (23/4/2020) kemarin.
Sebelumnya ia mengemukakan, menyikapi masalah itu hari ini Kamis (23//4/2020) rencananya Walikota Ibnu Sina akan berkunjung kantor Sekretariat PMI Banjarmasin Jalan S Parman. Namun mungkin karena kesibukan lain yang lebih mendesak, rencana kunjungan Walikota ke PMI kemudian ditunda.
Disebutkannya, selama Ramadhan PMI tetap membuka layanan terhadap warga yang ingin mendonorkan darahnya, bahkan pada malam hari dengan menempatkan satu unit mobil di depan Masjid Raya Sabilah Muhtadin, saat warga tengah melaksanakan ibadah sholat tarawih.
“ Sekarang karena PSBB bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan, apalagi masjid dan mushalla dianjurkan untuk tidak melaksanakan sholat tarawih berjemaah untuk mencegah penyebaran virus corona tentunya kondisi akan berdampak pada layanan donor darah,” katanya.
Disebutkannya, guna mengantisipasi setiap kemungkinan pihaknya berencana melakukan jemput bola. Artinya mobil transfusi yang dimiliki PMI Kota Banjarmasin akan keliling kampung untuk melayani warga yang suka rela ingin mendonorkan darahnya.
Sebelumnya ia mengakui, menyusul mewabahnya virus corona, PMI Banjarmasin sempat mengalami kekurangan stok darah hingga 50 persen dalam beberapa pekan.
Padahal , sebelumnya dalam satu hari PMI bisa mendapatkan sumbangan darah dari pendonor hingga 100 kantong darah. Namun akibat kekhawatiran wabah virus corona menyusul adanya himbauan pemerintah melakukan social distancing dan warga dianjurkan agar tinggal di rumah persediaan turun sekitar 50 kantong darah.
Mantan anggota DPRD Kota Banjarmasin priode 2014-2019 ini menjelaskan , terjadinya kekurangan stok darah salah satunya disebabkan himbauan berkumpul dan menghindari keramaian untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus corona, sehingga PMI tidak bisa jemput bola melayani warga yang ingin mendonorkan darahnya.
Namun lanjutnya, dengan adanya kelonggaran untuk bisa melakukan kegiatan di luar, dengan catatan menjaga ketentuan jaga jarak atau bisa disiasati dengan per dua orang, kegiatan pengumpulan donor darah kembali bisa lancar.
“ Apalagi kita juga melakukan sosialisasi dengan gencar dan dibantu melalui pemberitaan media massa dalam menyampaikan informasi kebutuhan darah banyak pihak yang kemudian berimpati, termasuk sejumlah pegawai instititusi pemerintah serta TNI/Polri mendonorkan darah mareka,” ujarnya.
Lebih jauh dr Aulia Ramadhan mengungkapkan,, kebutuhan stok darah setiap harinya harus tersedia minimal sebanyak 150 kantong. Persediaan darah ini dibutuhkan untuk melayani permintaan RSUD Ulin Banjarmasin sekitar 100 kantong perharinya, sedangkan sisanya sekitar 50 kantong darah didistribusikan untuk memenuhi permintaan rumah sakit lainnya di Banjarmasin. (nid/K-3)