Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Terdampak Covid-19 Pedagang Sayur Mengaku Sepi Pembeli

×

Terdampak Covid-19 Pedagang Sayur Mengaku Sepi Pembeli

Sebarkan artikel ini
12 4klm 16
PENJUAL SAYUR MENGELUH - Para penjual sayur lokal dan Pulau Jawa mulai mengeluhkan jualan mereka yang terus sepi pembeli akibat dampak mulai mewabahnya covid 19 dan himbauan dirumah saja dan berlakunya PSBB. (KP/hifni)

Banjarmasin, KP – Merebaknya wabah virus Corona adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini mulai berdampak pada penjual sayur lokal dan jawa semakin sepi pembeli turun hingga 70 persen.

Menurut Sinah penjual sayur pasar Teluk Dalam kepada wartawan Rabu, sejak adanya wabah pandemi corona penjualan sayur semakin sepi warga semakin sedikit belanja kepasar apalagi ada himbauan lebih baik dirumah saja.

Baca Koran

Ditambah lagi para langganan penjual makanan siap saji mulai libur sehingga ia dan teman-teman hanya berpihak dari para ibu rumah tangga saja lagi yang pembelian juga terbatas jumlahnya.

Padahal sebutnya, saat bulan puasa ini biasanya penjualan naik hingga 2 kali lipatnya saat ini ia kehilangan omzet hingga 70 persenan saling sepinya pembelian.

Ditambahkan Farjo penjual sayur lainnya, padahal saat memasuki awal-awal puasa harga sayur lokal seperti bayam, bilungka dan lainya termasuk sayuran Jawa harganya bertahan tanpa ada kenaikan seperti kentang dan kol

“Untuk koll harganya masih Rp800 per kilo termasuk kentang Rp15.000 perkilo juga wartel hanya Rp12.000 harganya masih bertahan dan cendrung turun,” jelasnya.

Sedangkan sayuran lokal seperti bayam masih stabil diharga Rp7000 per ikat, bilungka Rp7000 kilo, terong Rp8000 per kilo dan kangkung Rp12.000 perikatnya.

“Sepinya penjualan karena daya beli semakin turun, karena orang pendapatan saat ini juga menurun, selain itu mulai tutupnya hotel dan perusahaan padahal mereka ini membeli sayur setiap harinya dalam jumlah besar,” sebutnya. 

“Warga yang mengunjungi pasar sudah sangat sepi, otomatis omzet penjualan menurun drastis di tambah lagi naiknya harga kebutuhan pokok sembako menjelang Ramadan tahun ini,” ujar Silo salah satu pedagang sayur di Pasar Kuripan.

Baca Juga :  Modern dan Lebih Mudah, BYOND Gantikan BSI Mobile Banking

Dikatakannya, pendapatan dari berjualan sayur menurun hingga 60 persen dibandingkan hari biasanya, hal ini dampak sepinya warga berkunjung kepasar tersebut semakin berkurang karena mereka mulai belanja paman sayur keliling komplek juga adanya himbauan pemerintah agar dirumah saja.

Dirinya dan teman lainnya berharap kondisi ini agar segera capat pulih, sehingga penjualan normal kembali seperti biasa jelang lebaran.

Sementara, salah satu warga Veteran Nur Latifah mengaku, tujuan ke pasar untuk membeli berbagai macam kebutuhan pokok, meski sedikit khawatir penyebaran covid 19 saat ini, namun terpaksa harus kepasar untuk membeli kebutuhan pokok buat keluarga kecilnya.

“ Saya dan keluarga tetap berupaya lakukan perlindungan diri seperti pakai masker dan handsanitaizer untuk mencuci tangan, wajib dibawa,” ucapnya.

Sementara cabe rawit masih di kisaran harga Rp6000 ribu perkilogram, sedangkan bawang bombai dari harga Rp25 ribu perkilogram sedangkan bawang merah menjadi Rp22.000. (hif/K-1)

Iklan
Iklan