Ratusan ton gula sdh digelontorkan para distributor di Kalsel baik dengan melalui pasar murah door to door, pasar murah dengan menjual langsung ke konsumen maupun dengan cara melalui toko-toko pedagang binaan Bulog atau Distributor di Banjarmasin, Tabalong dan Kotabaru,
BANJARMASIN, KP – Masih tinggi harga gula pasir disejumlah pasar, paska lebaran dijual diatas HET hingga Rp16.000 per kilo mendapat reaksi cepat Dinas Perdagangan Kalsel dengan menggelar Operasi Pasar (OP) di empat titik.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel H Birhasani Kamis kepada wartawan menjelaskan, Kamis kemarin kembali menggelar Operasi Pasar di empat titik yakni Pasar Antasari, Pasar Lama Laut, Gang Sulawesi serta Cafe Nostalgia sebanyak 100 ton.
Sedangkan pada sore harinya OP digelar dikawasan Pasar Belitung Gang Amal, tidak bisa gelar OP secara terbuka kepada konsumen karena terkendala protokol covid 19.
Dijelaskan Bir, Operasi pasar pasar murah gula pasir ini adalah program dari Pemerintah, yakni Kemendag kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Bulog Divre Kalsel didukung oleh produsen gula dan distributor daerah yang bertujuan untuk mengendalikan harga jual gula sesuai HETnya Rp 12.500 sekaligus membantu masyarakat dalam rangka mendapatkan gula murah.
Ratusan ton gula sdh digelontorkan para distributor di Kalsel baik dengan melalui pasar murah door to door, pasar murah dengan menjual langsung ke konsumen maupun dengan cara melalui toko-toko pedagang binaan Bulog atau Distributor di Banjarmasin, Tabalong dan Kotabaru, dijual dengan harga Rp 12.500 perkilo.
Namun jelasnya, Operasi Pasar ini tdk bisa banyak mempengaruhi menurunkan harga di pasaran secara menyeluruh sampai sesuai HET Rp 12.500 tapi cukup mampu menurunkan harga dari sebelumnya Rp 18.000 menjadi Rp 15 sampai Rp 16.000 perkilonya.
Kenapa demikian, karena jumlah gula yg digelontorkan untuk OP tersebut jumlahnya sedikit, tidak sebanding dengan kebutuhan gula di Kalsel ini.
Disebutkan, ini juga disebabkan pasokan gula pasir ke Kalsel masih sangat terbatas, akibat ketersedian gula secara nasional juga belum pulih, impor raw sugar yang dilakukan pemerintah terkendala, karena negara importir seperti India, Australia, Thailand dan lainnya sedang dirundung masalah Covid 19, ada yang loockdown, karantina wilayah dan lain-lain, sementara bahan baku gula dalam negeri juga belum siap atau belum panen tebu.
Sehingga berakibat kurangnya pasokan gula pasir ke pasar, harga pembelian gula non OP oleh distributor juga sudah diatas HET.
“Hal hal tersebut yang membuat OP gula pasir tdk bisa menstabilkan harga,” tutup Birhasani.
Sulaiman warga Gang Sulawesi kepada wartawan menjelaskan, ia dan keluarga merasa terbantu ditengah pandemi covid 19 dengan adanya gula murah yang digelar Dinas Perdagangan dan Bulog.
Walaupun pembeliannya sangat dibatasi warga disini sudah sangat terbantu diharapkan OP ini sering-sering digelar sehingga harga gula bisa kembali dititik normal. (hif/K-1)