Para distributor mendapatkan gula dipabrikan biasanya Rp11.200 namun ketika ditangan kedua dijualnya sekitar Rp12,000 dan Rp12,500 sehingga distributor menjual tentunya diatas HET.
BANJARMASIN, KP – Setelah sebelumnya masih tingginya harga gula pasir disejumlah pasar tradisional dijual diatas HET hingga Rp16.000 per kilo saat ini mulai melandai dikisaran Rp14,000 sampai Rp15,000 perkilo.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel H Birhasani kepada wartawan membenarkan Jumat, jika harga gula pasir mulai bergerak turun dari pemantauan dari tiga titik sample pasar tradisional gula putih bervariasi seperti pasar Antasari Rp14,000 dan pasar Sederhana dan Kalindo dijual Rp15,000 dan ada penurunan harga dari sebelumnya walaupun masih dijual diatas HET Rp12,500 perkilonya.
Dari info distributor besar kepada Dinas Perdagangan Kalsel stok gula pasir tersedia sekitar 200 ton lebih dan akan terus mengalir pasokan gula ini.
Meskipun saat ini untuk mendapatkan gula dari pabrikan di Jawa sana distributor masih terkendala sehingga distributor membelinya sudah berada ditangan kedua atau buhan pembelantikan yang cari untung, sehingga harga gula mahal didapat distributor.
Para distributor mendapatkan gula dipabrikan biasanya Rp11.200 namun ketika ditangan kedua dijualnya sekitar Rp12,000 dan Rp12,500 sehingga distributor menjual tentunya diatas HET.
Dinas Perdagangan beberapa waktu lalu juga kembali menggelar Operasi Pasar di empat titik yakni Pasar Antasari, Pasar Lama Laut, Gang Sulawesi serta Cafe Nostalgia sebanyak 100 ton, untuk menekan harga gula kembali stabil.
Namun jelasnya, Operasi Pasar ini tdk bisa banyak mempengaruhi menurunkan harga di pasaran secara menyeluruh sampai sesuai HET Rp 12.500 tapi cukup mampu menurunkan harga dari sebelumnya Rp 18.000 menjadi Rp 14 sampai Rp 15.000 perkilonya.
Kenapa demikian, karena jumlah gula yg digelontorkan untuk OP tersebut jumlahnya sedikit, tidak sebanding dengan kebutuhan gula di Kalsel ini.
Disebutkan, ini juga disebabkan pasokan gula pasir ke Kalsel masih sangat terbatas, akibat ketersedian gula secara nasional juga belum pulih lagi, impor raw sugar yang dilakukan pemerintah terkendala, karena negara importir seperti India, Australia, Thailand dan lainnya sedang dirundung masalah Covid 19, ada yang loockdown, karantina wilayah dan lain-lain, sementara bahan baku gula dalam negeri juga belum siap atau belum panen tebu namun sebentar lagi panen.
Sulaiman warga Gang Sulawesi kepada wartawan menjelaskan, ia dan keluarga merasa terbantu ditengah pandemi covid 19 dengan adanya gula murah yang digelar Dinas Perdagangan dan Bulog.
Walaupun pembeliannya sangat dibatasi warga disini sudah sangat terbantu diharapkan OP ini sering-sering digelar sehingga harga gula bisa kembali dititik normal yakni Rp12.500 per kilo. (hif/K-1)