Banjarmasin, KP – Sejumlah karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah dinyatakan turut terpapar CoVID-19 atau virus corona.
Pihak manajemen rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menyatakan, hingga saat ini sudah ada sebelas karyawannya yang dinyatakan positif terinfeksi corona.
“Sudah ada sebelas yang dinyatakan positif,” ujar Direktur Utama RSUD Sultan Suriansyah dr Sukotjo Hartono, Senin (29/06/2020).
Para karyawan rumah sakit memang rentan tertular. Mereka memiliki resiko yang tinggi. Mengingat hampir setiap hari mereka harus menangani pasien sumpek corona.
Sukotjo menerangkan, sebelas karyawan yang diketahui tertular virus Corona itu hasil dari penelusuran mereka melalui pengambilan sampel uji swab setelah dinyatakan reaktif usai menjalani rapid test.
“Sampai hari ini sudah dilakukan rapid test terhadap empat ratus dua puluh tujuh karyawan. Hasilnya enam puluh lima dinyatakan reaktif. Dan setelah di-swab sebelas dinyatakan positif, ” jelasnya.
Ia menjelaskan, penelusuran yang dilakukan secara bertahap tersebut tak hanya menyasar tenaga medis. Akan tetapi termasuk pekerja lainnya dari security hingga laundry.
Bagi yang dinyatakan reaktif terpaksa harus menjalani karantina baik mandiri maupun dirujuk ke rumah sehat karantina. Sedang untuk yang positif mendapat penanganan medis, terlebih bagi yang bergejala.
“Ada juga yang masih kami tunggu beberapa hasil swab-nya. Semoga saja hasilnya negatif,” harapnya.
Selain itu, sejak Maret lalu RSUD Sultan Suriansyah sudah menangani pasien corona sebanyak 201 pasien. Baik yang menjalani perawatan di rumah sakit ataupun karantina.
Sukotjo mengatakan untuk saat ini ada 28 pasien yang tengah menjalin perawatan di rumah sakit tersebut. Dan tiga pasien sudah dinyatakan sembuh.
“Saat ini jumlah yang dirawat ada 28 orang, sedangkan jumlah yang sudah sembuh sebanyak tiga orang,” ungkapnya.
Ia mengakui hingga saat ini pihaknya masih kekurangan ruang isolasi. Meski sempat dijanjikan untuk mendapatkan bantuan sebanyak seratus ruangan, namun saat ini yang bisa terealisasi hanya tiga puluh.
Itupun sebagian masih belum lengkap dengan fasilitas penunjang lainnya. Alhasil, pihaknya harus menyiasati dengan membagi ruang IGD. Satu untuk pasien umum dan satu lagi pasien corona.
“Sudah ada tiga puluh bed (ranjang) yang kami miliki. Setelah kemarin ada penambahan sepkuh bed dsri PBPB Provinsi,” pungkasnya. (sah/K-3)