Banjarmasin, KP – Setelah barisan tenaga kesehatan yang bertumbangan, kini giliran pimpinan roda Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru, sang Wali Kota, Nadjmi Adhani, tumbang akibat hantaman gelombang penyebaran Covid-19.
Sabtu (25/7/2020) kemarin, Nadjmi Adhani serta istri telah dinyatakan positif terpapar Covid-19, menyusul keluarnya hasil tes swab. Kabar pahit tersebut mengharuskan keduanya menjalani perawatan dan isolasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru.
Sebelum dan sesudah merebaknya pandemi di wilayah Banjarbaru, Nadjmi merupakan sosok pemimpin yang berjibaku soal langkah-langkah dan upaya, baik dari aspek pencegahan maupun penagangan Covid-19. Salah satunya yakni, mengusulkan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang pada akhirnya disetujui oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Berakhirnya fase PSBB, Nadjmi kembali mengambil kebijakan guna melanjutkan dengan memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) hingga memasuki jilid II.
Meskipun hampir serupa dengan PSBB, namun dalam fase PKM, aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan, dengan tujuan roda ekonomi kembali berjalan.
Hingga setelah semua fase berakhir, pada 9 Juli lalu, Nadjmi menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang pengenaan sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan Covid-19. Meskipun menuai pro dan kontra, namun ia menegaskan bahwa pengenaan sanksi adalah demi kepentingan masyarakat Banjarbaru.
“Terbitnya Perwali yang mengatur soal sanksi pelanggar protokol kesehatan berangkat dari niat baik kami untuk mempercepat penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 di Banjarbaru,” kata Nadjmi.
Semua ulasan ini menggambarkan bahwa Wali Kota Banjarbaru adalah sosok pejuang dalam melawan penyebaran Covid-19 yang kian masif tiap harinya. Toh, bagi dia, terpapar positif Covid-19 bukanlah aib yang harus ditanggung dengan malu.
Hal itu dibuktikan saat dia memberitahukan kabar mengejutkan ini melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadi miliknya. Dalam video berdurasi dua menit itu, Nadjmi yang sedang menjalani perawatan di ruang isolasi, sambil mengenakan alat bantu pernafasan, menyatakan bahwa ia dan istri telah terpapar Covid-19.
Nadjmi mengisyaratkan bukan masalah jika dihadapkan fakta bahwa positif terpapar Covid-19. Justru, ini menjadi “alarm” untuk kembali mengingat masyarakat bahwa pandemi masih berlangsung dan penyebarannya tidak bisa dianggap sebelah mata.
“Masyarkat harus disiplin menerapkan protokol Covid-19. Masyarakat jangan sakit, kita semua harus sama-sama melawan ini dan melakukan protokol Covid-19. Saya juga minta maaf, jika belum memberikan pelayanan kami kurang maksimal,” ujar Nadjmi. (dev/K-3)