Banjarmasin, KP – Pemko Banjarmasin jauh-jauh hari sudah menyortir orang-orang untuk diikutkan dalam swab masif yang diselenggarakan Pemprov Kalsel. Mereka yakni warga yang ditetapkan sebagai suspek dan probable. Jumlahnya ada sebanyak 445 orang.
Meski jumlah kasus CoVID-19 di Banjarmasin paling banyak dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Kalsel, Pemko tak mau swab masif dilakukan secara acak.
Alasannya Pemko mengacu pada buku pedoman kelima Kemenkes. Yang mana swab hanya digunakan untuk orang yang dinyatakan sebagai suspek dan probable.
Belakangan jumlah itu pun berubah. Pemko harus menambah orang yang diikutkan swab. Hal ini dilakukan menyusul jatah swab yang disediakan Pemprov untuk Banjarmasin jauh lebih banyak.
Dari 10 ribu jatah yang dimiliki Pemprov untuk 13 kabupaten/kota, Banjarmasin kebagian paling banyak. Jumlahnya mencapai 1.300 lebih.
Alhasil, Pemko harus mencari peserta menambah untuk mengikuti swab. Diputuskan tenaga kesehatan yang berada di 26 Puskesmas juga dimasukkan dalam skala prioritas pemeriksaan swab masif.
“Kita melakukan swab masif ini berdasarkan buku pedoman lima. Orang suspek dan probable. Serta tenaga kesehatan di 26 puskesmas,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Machli Riyadi, saat memantau pelaksanaan di Puskesmas Pekauman, Jumat (14/08/2020).
Selain itu, untuk menutupi jatah yang disediakan sebanyak 1.300 lebih, Dinkes juga bakal melakukan swab terhadap pegawai di instansi pemerintah. “Jadi minimal target kami 600 orang yang di-swab,” jelasnya.
Machli yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoVID-19 Banjarmasin mengungkap, bahwa pelaksanaan swab masif dilakukan di 26 Puskesmas di Banjarmasin.
Dengan tujuan agar tak terjadi penumpukan warga. “Hari ini kita kembali melakukan swab masif yang diprogramkan Pemprov Kalsel. Banjarmasin dilaksanakan di 26 puskesmas agar tidak terkumpul di satu titik saja,” ucapnya.
Lebih jauh, Machli menerangkan, sejatinya kegiatan swab masif yang dicanangkan oleh Pemprov Kalsel ini baru dilaksanakan dari 14 – 17 Agustus 2020.
Namun lantaran bertambahnya jumlah, Pemko memilih melaksanakan lebih awal yakni sejak 10 Agustus 2020. Meski demikian Machli menerangkan bahwa yang disasar hanyalah berjumlah sekitar 445 orang.
“Dan inilah skala prioritas kita di 26 puskesmas di Banjarmasin, dan jumlahnya sekitar 445 orang,” jelasnya.
Meski yang diprioritaskan hanya sekitar 445 spesimen saja, Machli meyakini bahwa jumlah warga yang bakal di-swab bakal melebihi dari itu.
Machli tak lupa penyampaian apresiasi terhadap kesadaran warga Kota yang sangat kooperatif mensukseskan swab masif ini. “Alhamdulillah kesadaran masyarakat sangat tinggi, karena yang datang pun cukup banyak,” tukasnya. (sah/K-3)