Banjarmasin, KP – Tak ingin tertinggal dengan provinsi lain, khususnya di kawasan Kalimantan, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) bersama organisasi perusahaan dan organisasi profesi Kalimantan Selatan lainnya, yakni Perkindo Kalsel, Intakindo Kalsel, IAI Kalsel, HPJI Kalsel, Ikatan
Ahli Perencana Kalsel, HAKI Kalsel, dan HATHI Kalsel, menyelenggarakan webinar yang dikemas dalam dialog untuk kemajuan Banua, Kamis (17/9).

Dialog Banua – Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) bersama Asosiasi Badan Usaha dan Asosiasi Profesi Industri Kontruksi Kalsel lainnya, yakni Intakindo Kalsel, Perkindo Kalsel, IAI Kalsel, HPJI Kalsel, Ikatan Ahli Perencana Kalsel, HAKI Kalsel, dan HATHI Kalsel, menyelenggarakan webinar Dialog Banua Series I yang membahas berbagai dampak pemindahan IKN, Kamis (17/9) di Banjarmasin. KP/Opiq
Dialog Banua series I yang mengangkat tema ‘Penyiapan Sumber Daya dalam Pembangunan Infrastruktur Guna Mendukung Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN)’, menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT IPU, Asean Eng (Guru Besar Transportasi UGM – Kepala Pusat Studi Taransportasi dan Logistic (postral) UGM – Ketua MTI), Ir. Tri Achmadi, M.Sc. PhD, (Pakar Ahli Bidang Transportasi Laut dan penyeberangan ITS),
Dr. Ir. Max H. Pohan, CES, MA, (ex Deputi Pengembangan Regional Bappenas/
Kementerian PPN).
Selain itu, dialog series I yang digelar secara online tersebut juga bergabung sebagai narasumber, Rifqi Karsayuda( Anggota Komisi V DPR RI), Ir. Fajar Disira, CES, (Ketua Bapeda Kalsel), Ibnu Sina (Walikota Banjarmasin) dan sebagai moderator Dr. Taufik Arbain, S.Sos, M.Si, (Pakar Kebijakan Publik, Pengajar ULM).
Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Kalsel, Samsul Arivin mengungkapkan organisasi perusahaan dan organisasi profesi Kalsel memandang perlu
melakukan dialog-dialog banua yang berkelanjutan, yang bertujuan memaksimalkan tanggung jawab profesi.
“Tidak hanya bekerja secara formal melalui paket-paket pekerjaan, namun juga ikut berkiprah memikirkan kemajuan Banua dan masyarakatnya,
agar tidak ketinggalan dari provinsi tetangga, khususnya di bidang industri konstruksi melalui kerjasama dan kolaborasi organisasi perusahaan dan profesi,” ujarnya kepada awak media.
Selanjutnya, dikatakan, tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi secara lebih luas dengan organisasi
lainnya di luar industri konstruksi.
“Kami juga mengajak dialog semua potensi Banua, baik eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun masyarakat luas, untuk menginventarisasi, mengidentifikasi dan mencari solusi-solusi masalah krusial dan utama, yang secara signifikan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Banua,” tuturnya.
Samsul Arivin menyebutkan, sasaran dialog berseries ini adalah untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah dan komponen-komponen masyarakat, berupa analisa potensi masalah dan peluang, strategi, rencana, dan tindakan serta action yang dilakukan untuk mengatasi semua permasalahan di Banua.
Sementara itu, lanjut Samsul Arivin, pemilihan judul dan tema Dialog Banua Seris 1 pada hari ini adalah dalam rangka mengingatkan kita semua, bahwa pemindahan Ibukota Negara (IKN) RI ke Kalimantan Timur akan berdampak sangat signifikan kepada kalimantan Selatan.
“Jika hal ini tidak diantisipasi dan dipersiapkan dari sekarang, tak menutup kemungkinan nantinya kita hanya akan menjadi penonton, menerima dampak negatifnya, dan bahkan terpinggirkan, seperti masyarakat Betawi saat ini,” tegasnya.
Hal senada, disampaikan Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalsel, sekaligus Ketua Pelaksana Dialog Banua Series I, Nanda Febrian Pratama Jaya, bahwa kegiatan ini sebuah inisiasi besar, untuk menyatukan visi bersama.
“Kita perlu kompak dan bersatu, bersama mencoba mengidentifikasi warning-warning seperti apa yang kita hadapi dengan adanya pemindahan IKN ke Kaltim. Kita ingin IKN tidak hanya menguntungkan Kaltim saja, tapi juga Kalsel, Kalteng, Kalbar dan Kaltara,” tandasnya.
Ia berharap, Asosiasi Badan Usaha maupun Asosiasi Profesi Industri Kontruksi ini, mampu menangkap peluang sekaligus mengantisipasi kesiapan berpartisipasi dalam pembangunan IKN nantinya.
Menurutnya, Dialog Banua akan dilakukan beberapa series dan beberapa tema lainnya, tidak hanya membahas infrastruktur, tapi juga sufrastruktur dan yang lain, selanjutnya akan dikembangkan lagi bersama asosiasi yang lainnya.
“Semoga pandemi cepat berlalu, dan kita bisa mengadakan pertemuan secara langsung. Kedepannya, kita ingin mengadakan seminar yang lebih besar, seperti mengundang seluruh gubernur, seluruh kepala daerah, dalam upaya bersama-sama menghadapi berbagai peluang dengan adanya IKN,” pungkasnya. (opq/k-1)