Banjarmasin, KP – Seni tanaman Bonsai Kelapa atau Bonkla, belakangan ini semakin diminati masyarakat. Bahan baku yang mudah didapat dan nilai jualnya yang tinggi, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga untuk memulai usaha membudidayakan pohon kelapa yang dikerdilkan atau bonsai ini.
Demikian pula halnya dengan yang dilakukan Muhammad Hairiansyah warga jalan DI Panjaitan, Gang 9 Nopember, Banjarmasin Tengah, yang tertarik untuk membudidayakan Bonkla di pekarangan rumahnya.
Mulanya, kata Amat, sapaannya, ia hanya iseng-iseng saja mencoba membuat Bonkla, setelah mengetahuinya dari media sosial. Semenjak itu, Amat mulai rajin mencari informasi tentang pembuatan Bonkla dan menjadikannya peluang usaha.
Menanam Bonkla, ujar Amat lagi, selain mudah dan harga batok kelapanya terjangkau, Bonkla pun bisa bernilai jual tinggi. Untuk satu buah kelapa rata-rata dijual dengan harga Rp 5000. Namun, jika sudah tumbuh tunas, harganya bisa mencapai Rp 25.000. Sementara, bila dirawat menjadi Bonkla dengan estimasi waktu 7-8 bulan, bisa meningkatkan nilai jual hingga ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah.
“Awalnya mencoba gagal, karena Bonsai Kelapanya mati. Tapi, saya terus mencobanya hingga akhirnya berhasil tumbuh,” ujarnya kepada Kalimantan Post, Kamis (1/10).
Menurutnya, Bonkla rata-rata butuh waktu hingga 8 bulan sampai bisa menjadi tanaman hias yang siap dijual. untuk perawatan seminggu sekali, penyayatan dari tapasnya. Kalau tidak disayat semakin tinggi daunnya.
Syaratnya cukup mendapatkan perawatan yang tepat dan menata di media tanam yang menarik.
“Ada dua macam media tanam bonsai kelapa ini, menggunakan media tanah dan bisa dengan media air,” jelasnya.
Dalam merawat Bonklanya, Amat harus memastikan tapas di bagian pelepah Bonkla tidak sampai menebal. Dia harus menyayat bagian tapas dengan silet atau pisau tipis. Proses menyayat ini perlu terus dilakukan untuk menjaga tanaman tetap kerdil.
“Setelah disayat, jangan sampai kena air, karena bisa busuk. Maksimal dijemur 15 menit dulu biar kering. Jadi, Bonsai Kelapa ini semakin kerdil semakin bagus, apalagi bisa lebat,” ungkapnya.
Ditambahkan Amat, semua jenis kelapa bisa dibuat Bonkla. Seperti, Kelapa Sayur, Kelapa Gading, Kelapa Salak, Kelapa Tupai dan jenis lainnya.
Harga Bonkla dijual bervariasi, bisa semakin mahal dilihat dari fisik kekerdilan, jumlah cabang, akar, dan seni tata letaknya. Tampilan Bonkla akan semakin menarik dengan diberi pernis atau plitur pada batok maupun kulit kelapa.
“Nilai jual bonsai dilihat dari jumlah cabangnya, semakin banyak cabang semakin mahal. Kalau pecah daun tergantung usia, semakin lama semakin pecah. Akarnya bisa dibentuk. Batok semakin kecil semakin bagus,” jelas Amat lagi.
Selama ini, Bonkla yang ia jual berkisar antara Rp 100.000 sampai Rp 300.000 perbuah. Namun, jika usia bonsai bertambah dan diberi wadah yang bagus, harganya bisa lebih tinggi lagi.
“Dulu saat menjual juga karena kebetulan saja, iseng mengunggah foto Bonsai Kelapa ke media sosial. Ternyata banyak yang tertarik dan ingin membelinya. Alhamdulillah, bonsai kelapa ini bisa jadi peluang usaha bagi saya di masa pandemi ini” pungkasnya. (opq/k-1)