Selain minimnya infrastruktur dan jangkauan instalasi perpipaan membuat pemanfaatan biogas hasil penguraian sampah ini hanya bisa dinikmati masyarakat yang bermukim sekitar TPA
BANJARMASIN,KP – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin hingga kini terus memanfaatkan sebagian sampah di Tempat Pembuangan (TPA) Basirih untuk diolah menjadi bahan bakar.
Namun teknologi pengolahan sampah menjadi gas metan atau biogas itu belum sepenuhnya dikembangkan dengan jangkauan lebih luas lagi.
Sejumlah kendala dihadapi DLH, selain minimnya infrastruktur dan jangkauan instalasi perpipaan membuat pemanfaatan biogas hasil penguraian sampah ini hanya bisa dinikmati masyarakat yang bermukim sekitar TPA khususnya warga yang tinggal di Handil Palung Kecamatan Basirih.
Sulitnya mengembangkan Biogas di TPA Basirih diakui Kapala Bidang ( Kabid) Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Marzuki Arbainsyah.
Kepada {KP} Rabu (21/10/2020) ia mengatakan, sejauh ini pemanfaatan Biogas di TPA sangat sulit dikembangkan secara lebih luas lagi lantaran keterbatasan pendanaan, infrastruktur dan SDM.
Meski Marzuki mengakui ada beberapa pihak ketiga atau investor sudah menawarkan kerjasama. Namun, sebagian besar hanya menawarkan peralatan dengan harga yang tidak murah.
” Padahal Pemko sendiri punya keinginan besar pemanfaatan pengelohan sampah menjadi biogas ini untuk dikembangkan dengan skala besar dan jangkauan pelayanan lebih luas lagi,” ujar Marzuki yang akrap disapa Zack ini.
Disebutkannya, jika keberhasilan pengolahan biogas di TPA Basirih hingga saat ini hanya mampu disalurkan kepada warga yang tinggal di kawasan Handil Palung, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Dalam menyalurkan bahan bakar biogas ini, warga menerimanya secara gratis lengkap dengan kompor.” Ada sekitar 150 warga yang sudah menerima dan memanfaatkan biogas ini, ujarnya.
Lebih jauh Marzuki menjelaskan. selain sebagai alternatif kebutuhan bahan bakar, biogas juga dimanfaatkan untuk penerangan.
” Seperti lampu penerangan di sekitar kawasan TPA Basirih dengan kapasitas mencapai lima ribu watt, sebagian sudah menggunakan biogas,” ungkapnya.
Secara terpisah Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Muhammad Isnaini mengatakan, upaya untuk mengembangkan energi baru memang madih dihadapkan pada sejumlah kendala.
“Namun, Jika memang berdampak positif bagi masyarakat. Harusnya ini bisa menjadi perhatian serius pemerintah, kita di Dewan siap mengakomodir semua kebutuhan pendanaan dalam upaya pengembangan biogas di TPA Basirih,” ucap Isnaini.
Isnaini menambahkan pengembangan biogas diharapkan menjadi sumber energi alternatif bagi masyarakat ditengah harga dan kelangkaan gas.
“Potensi gas di TPA Basirih cukup besar. Maka dari itu perlu kajian yang mendalam, jika ini dikembangkan tentunya manfaat besar. Minimal untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap bahan bakar gas LPG,” kata anggota komisi III Sukhrowardi menambahkan. (nid/K-3)