Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Kalteng Bakal Kembangkan Tebu Menjadi Komoditas Andalan

×

Kalteng Bakal Kembangkan Tebu Menjadi Komoditas Andalan

Sebarkan artikel ini
15 Kalteng HL Plt Gubernur mengunjungi balai penelitian tanaman
Plt Gubernur Kalteng Habib Ismail (ketiga kanan) saat mengunjungi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (kp/Ist)

Menjajaki keinginan mengembangkan tanaman tebu sebagai komoditas andalan, Pelaksana Tugas Gubernur Kalteng Habib Ismail bin Yahya, mengunjungi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

PALANGKA RAYA, KP — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, mempertimbangkan potensi tanaman tebu untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan atau andalan daerah tersebut ke depannya.

Baca Koran

“Untuk mengembangkan itu, kami telah mengunjungi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Kalteng Habib Ismail di Palangka Raya, Sabtu.

Saat ini, kata dia, di Kalteng sudah ada rencana pabrik gula, tepatnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang mulai berproses. Maka melalui koordinasi dengan Balittas, pihaknya ingin mempelajari, serta mengetahui potensi maupun prospek dari pabrik tersebut.

Menurut dia, pihaknya mengharapkan berbagai kiat dari Balittas untuk mengembangkan tebu menjadi komoditas andalan yang berkelanjutan.

Balittas Malang merupakan UPT di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian yang memiliki tugas pokok, melaksanakan penelitian tanaman pemanis, serat, tembakau dan minyak industri.

“Kami ingin mengetahui berbagai hal yang perlu disiapkan agar tebu bisa benar-benar menjadi komoditas andalan,” katanya.

Kepala Balittas Malang Titik Sundari dalam paparannya menjabarkan, pada 2019 kebutuhan gula nasional mencapai 5,8 juta ton, yakni untuk kebutuhan konsumsi 2,8 juta ton dan industri 3 juta ton. Produksi nasional sekitar 2,2 juta ton, sehingga masih defisit sekitar 3,6 juta ton.

“Pengembangan tebu memiliki prospek cukup menjanjikan ke depannya, mengingat produksi gula dalam negeri masih kurang,” terang Titik.

Guna meningkatkan produktivitas gula, merupakan sinergi tebu sebagai bahan baku dan kinerja pabrik sebagai tempat pengolah. Selanjutnya produktivitas tebu tergantung pada faktor genetik, yakni varietas serta lingkungan berupa teknologi budidaya pendukungnya.

Titik mengatakan, pendirian pabrik gula baru harus memerhatikan perencanaan dan studi uji kelayakan pabrik. Sebelum pabrik berdiri, salah satu syaratnya adalah uji kelayakan, meliputi aspek teknis, finansial, pasar dan pemasaran, legal formal, serta dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan, hingga aspek teknis teknologi.

Uji dimaksud meliputi aspek teknis, finansial, pasar dan pemasaran, legal formal, dan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan, serta aspek teknis teknologi. (drt/K-10)

Baca Juga :  Rumdin Kalaksa BPBD Digeledah Kejari
Iklan
Iklan