Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Penjaga Kedaulatan, Keamanan dan Pertahanan Negara

×

Penjaga Kedaulatan, Keamanan dan Pertahanan Negara

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nor Aniyah, S.Pd
Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi.

Warganet (netizen) pada Kamis (19/11) dihebohkan dengan sejumlah kendaraan taktis (rantis) milik Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopssus TNI) yang berhenti di jalan raya di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sambil dikawal polisi militer (POM) dan sejumlah prajurit yang naik truk di belakangnya, rantis Koopssus TNI membunyikan sirine meraung-raung berhenti di depan gang menuju Markas Front Pembela Islam (FPI).

Baca Koran

Pengamat militer menjelaskan jika Koopssus TNI dibentuk untuk menghadapi ancaman nyata NKRI, seperti terorisme, separatisme, dan beragam ancaman hibrida (campuran). Sehingga, bukan ranah pasukan khusus untuk menakut-nakuti warga sipil, dalam hal ini anggota FPI. “Bila teroris bergerak di wilayah hutan dan pegunungan, maka Koopssus TNI yang lebih mampu menyelesaikan secara berani, tuntas, tegas, dan cepat. Apalagi, untuk medan yang terjal di Papua, TNI mutlak diperlukan untuk menumpas gerakan teroris, separatis dan kriminal bersenjata di sana,” kata alumnus Universitas Pertahanan (Unhan) tersebut (republika.co.id, 20/11/2020).

Sementara itu, juru bicara (Jubir) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), turut memantau aktivitas personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menurunkan baliho atau spanduk bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jakarta pada Jumat (21/11). Menurutnya, kebiasaan TNI memang hanya berani melawan sipil. “TNI beraninya lawan masyarakat civilians,” katanya dalam keterangan kepada Republika, Sabtu (21/11). Dia mengatakan, sebaiknya TNI berhadapan dengan pasukan TPNPB-OPM di Papua. (republika.co.id, 21/11/2020).

Negeri saat ini membutuhkan terhadap adanya aparat hankam yang berfokus melindungi kedaulatan dan mencegah segala bentuk ancaman asing. Aparat hankam yang selayaknya lepas dari kepentingan mendukung kekuasaan. Demikian pula, tidak mengabaikan ancaman nyata asing hingga kampanye disintegrasi.

Jika kondisi nasional negari dapat diketahui oleh pihak asing, maka tak terelakkan pihak asing tersebut bisa mengetahui informasi mengenai kemampuan pertahanan negara, kemampuan persenjataan nasional, termasuk kelemahan pertahanan nasional. Tentu kondisi tersebut sangat berbahaya karena berpotensi besar mengancam kedaulatan negara, pertahanan, serta keamanan nasional.

Baca Juga :  Hijrah "Disconnect" Momentum Tahun Baru Islam 1447 H

Apalagi dalam sistem Kapitalisme demokrasi saat ini tidak ada ketentuan tentang batasan maksimal dalam penyertaan modal asing untuk setiap sektor industri, investor asing dapat berinvestasi di hampir seluruh bidang. Sehingga secara tidak langsung, kondisi ini akan dapat mengancam kedaulatan negara, dengan semakin menguatnya cengkeraman asing atau kapitalis global. Hal ini menunjukkan bahwa dalam demokrasi, struktur hankam seringkali terseret menjadi alat kekuasaan atau kepentingan kapitalis, bukan alat mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara.

Sejatinya Islam menempatkan struktur hankam sebagai bagian penting perlindungan kedaulatan dan perluasan pengayoman Islam terhadap umat manusia melalui Jihad. Hakikatnya militer berfungsi sebagai pelindung rakyat serta menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Memperhatikan masalah keamanan dalam negeri, menyebarluaskan dakwah dan mengusir serangan dari negara-negara asing merupakan tugas-tugas yang diemban oleh tentara negara Islam.

Allah SWT telah mewajibkan kaum Muslim untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh dunia, dan untuk itu Islam telah menetapkan metodenya, yaitu dengan dakwah dan jihad. Hukum jihad adalah fardhu. Menjadi salah satu fungsi angkatan bersenjata dalam Islam adalah untuk memenuhi kewajiban jihad, yakni perang fisik di medan pertempuran melawan orang-orang kafir, baik secara offensif maupun defensif, semata untuk meninggikan kalimat Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan tersebut) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya”. (QS. al-Anfal [8]: 60).

Rasulullah SAW sendiri pernah memperlihatkan kekuatan (pasukan) negara Islam dengan cara berbaris mengelilingi Madinah sebelum mereka berangkat berperang ke Tabuk. Hal ini semata-mata dilakukan untuk menggentarkan musuh. Sebagaimana sabda Beliau SAW : “Aku dimenangkan dengan rasa takut (yang dialami pasukan musuh) sepanjang satu bulan perjalanan”. (HR. Bukhari).

Baca Juga :  PALSU

Jihad adalah puncak keagungan Islam. Jihad merupakan metode dasar yang telah ditetapkan Islam untuk mengemban dakwah Islam ke luar negeri. Mengemban dakwah Islam merupakan aktivitas pokok Khilafah Islamiyah setelah penerapan hukum-hukum Islam di dalam negeri. Baik militer maupun rakyat sipil semua punya kesempatan yang sama untuk ikut melaksanakan jihad.

Demikian pula, stabilitas kondisi dalam negeri akan menopang kemampuan dan kekuatan pasukan di dalam peperangan. Jika kondisi dalam negeri tidak aman dan tidak stabil, hal ini akan menyibukkan pasukan militer untuk menstabilkan kondisi dalam negeri terlebih dahulu sebelum berangkat berjihad. Maka, keamanan dalam negeri, sebagaimana pertahanan negara, merupakan tanggung jawab angkatan bersenjata. Di mana pengorganisasian kesatuan polisi berada di bawah kendali angkatan bersenjata untuk mengamankan dari adanya tindakan memecah-belah persatuan umat, disintigrasi atau separatisme yang disponsori oleh negeri-negeri penjajah atau pihak kapitalis asing.

Pemeliharaan keamanan merupakan salah satu tanggung jawab negara, karenanya negara tidak boleh memungut pembayaran dari warganya untuk melaksanakan fungsi ini. Adapun kebijakan luar negeri negara dalam sistem Islam adalah untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh dunia. Oleh karena umat telah menyerahkan wewenang kepada Imam atau Khalifah untuk melaksanakan jihad, maka semestinya pemimpin tertinggi angkatan bersenjata dipegang oleh kepala negara sendiri. Dengan demikian, negara akan dapat berdaulat, ditakuti penjajah dan musuh serta disegani negara lain.

Iklan
Iklan