Ketua KONI yang akan dating, menyandang tugas berat, salah satunya harus menyukseskan Kalimantan Selatan untuk menjadi tuan rumah PON XXII-2028.
Banjarmasin, KP – Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang baru nanti, akan menyandang satu tugas berat, yakni menyukseskan pemilihan Kalimantan Selatan yang akan maju mencalonkan diri menjadi tuan rumah PON XXII tahun 2028.
‘’Kita jangan sampai mengalami kegagalan seperti pada tahun 2018 lalu, yang dimenangkan oleh dua provinsi, yakni DI Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah PON XXI tahun 2024,’’ kata Fitri Hernadi.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Kalsel, Fitri Hernadi, mengutarakan hal itu kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa (5/1/2021) kemarin, sehubungan akan digelarnya pemilihan Ketua Umum KONI Kalsel untuk priode 2021-2025.
Menurut Fitri, Ketua KONI memang sosok yang harus memiliki kepedulian tinggi terhadap olahraga, mengerti dan memiliki motivasi tinggi untuk memajukan olahraga banua dengan melalui sport science. Selain itu juga kreatif dalam pendanaan pembinaan cabang olahraga.
‘’Seorang Ketua KONI memang harus didukung kemampuan financial yang mumpuni, sehingga tidak ketergantungan pada APBD Provinsi, baik untuk anggaran di Dispora maupun dana hibah KONI,’’ pungkas Fitri Hernadi, mantan Nanang Banjar Kalsel ini.
Sebelumnya Penasihat PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) Kalsel, Geman Yusuf,SH,MH mengutarakan, secara pribadi seorang ketua umum selain harus berpengalaman sebagai pengurus cabang olahraga, juga harus didukung kemampuan financial yang mumpuni. Karena dalam mengurus organisasi olahraga masalah dana memegang peranan penting.
Figur yang akan maju untuk menjadi Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Provinsi Kalimantan Selatan untuk priode 2021-2025, harus memiliki kemampuan untuk ‘menalangi’ atau menggunakan dana pribadi guna kepentingan pembinaan olahraga.
‘’Karena itu hanya orang-orang yang memiliki keihlasan untuk berkorban, tenaga, pikiran dan dana, yang mau berkecimpung dalam organisasi olahraga, karena dia harus memiliki inovasi dan kreatifitas, dan selalu berfikir guna menghidupkan dan meningkatkan prestasi olahraga. Apalagi sebagai ketua KONI yang jadi tanggungjawabnya ada puluhan cabor ,’’ kata Geman.
Meskipun untuk pembinaan olahraga merupakan tanggungjawab pemerintah sesuai undang-undang keolahragaan, namun kucuran dananya tidak bias seketika, karena ada aturan-aturan yang harus dipatuhi dan waktunya juga secara tertentu. Organisasi olahraga tidak akan bisa bergerak bila tidak tidak memiliki seorang ketua yang mumpuni secara finansial dan ‘kada engken’ (pelit, red) mengucurkan dana talangan, tuntas Geman, karateka, advokad dan pengusaha kuliner RM Sari Patin Kayu Tangi Banjarmasin. (nets/nfrk-9)