Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Tim Pakar Nilai Ceremonial
Vaksinasi Covid-19 Jadi Contoh Buruk di Masyarakat

×

Tim Pakar Nilai Ceremonial<br>Vaksinasi Covid-19 Jadi Contoh Buruk di Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Vaksin Covid
JAGA KETAT- Inilah vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ternyata langsung direspon oleh Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin.

Ceremonial dinilai berbahaya dan bisa memberikan contoh buruk bagi masyarakat, sehingga upacara tersebut harusnya ditiadakan dalam serah terima vaksin dan upaya pendistribusian di daerah

BANJARMASIN, KP – Rencana pelaksanaan ceremonial vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin ternyata langsung direspon oleh Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin.

Baca Koran

Ia menjelaskan, keberadaan vaksin sendiri tujuannya adalah sebagai salah satu upaya pengendalian pandemi yang saat ini masih menghantui masyarakat Indonesia.

Sedangkan kegiatan ceremonial dinilai berbahaya dan bisa memberikan contoh buruk bagi masyarakat, khususnya yang ada di Kota Banjarmasin. Sehingga upacara tersebut harusnya ditiadakan dalam serah terima vaksin dan upaya pendistribusian di daerah.

“Hilangkan kegiatan yang sifatnya seremonial dan simbolis,” tegasnya pada awak media melalui sambungan pesan singkat, Selasa (12/1) sore.

Salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM yang masuk dalam Tim Pakar Covid-19 ini menekankan agar secepatnya dilakukan pendistribusian vaksin.

“Ini dilakukan agar vaksin dilaksanakan tepat waktu dengan target yang sudah ditetapkan,” tukasnya.

Bahkan, ia menambahkan, saat tiba di lokasi, vaksin tersebut harus dilengkapi administrasi datanya dan disimpan pada fasilitas pendukung yang aman Seperti pada suhu tertentu sesuai dengan persyaratan kondisi vaksin itu sendiri.

“Jadi pemerintah harus bisa mendesain pendistribusiannya dengan tepat dan cepat hingga ke pelosok Kalsel,” tambahnya.

Menurutnya, proses vaksinasi akan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Pertama menunggu ketersediaan vaksinnya yang sudah mendapatkan izin edar. Kedua pendistribusiannya yang tidak mudah, khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia.

Kemudian, jangan sampai kendor dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat, 3T (tracing, testing dan treatment) dan pengendalian mobilitas penduduk.

“Kalau kita gagal di ketiga faktor di atas, vaksinasi bisa gagal,” ungkapnya.

Ia menuturkan, bahwa agenda pendistribusian dan vaksinasi yang akan dilakukan dalam beberapa hari tersebut tinggal diinformasikan saja ke media dan medsos. Sehingga publik cepat mengetahui dan paham arah pendistribusiannya

“Cukup diterima dan segera distribusikan jika tempat yang menerimanya sudah siap,” tandasnya

Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa Banjarmasin sendiri telah terjadi ledakan kasus. Pasalnya dari 1 hingga 11 Januari sudah terdapat tambahan 167 kasus konfirmasi positif yang baru.

“Pada intinya seremonial harus ditiadakan. Jika tidak itu dapat menjadi contoh yang kurang baik bagi masyarakat, lantaran adanya potensi pelanggaran prokes jika dilakukan,” tutupnya.

Sebelumnya diketahui, Vaksin Sinovac tiba di Kota Banjarmasin, pada Selasa (12/1) siang yang Didistribusikan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel kepada Pemerintah Kota Banjarmasin, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin.

Seperti halnya pada awal pendistribusiannya, yakni dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Kalsel. Pengawalan ketat dilakukan oleh aparat kepolisian bersenjata lengkap. Kemudian, diterima langsung oleh Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi.

Vaksin sendiri akan disimpan dalam gudang farmasi yang ada di kantor Dinkes Banjarmasin.

Dalam keterangan tertulisnya, Machli Riyadi menyatakan bahwa Kota Banjarmasin mendapat jatah 13.480 vaksin.

Menurutnya, belasan ribu vaksin itu pendistribusiannya akan dilakukan dalam dua tahap vaksinasi. Tahap pertama vaksinasi difokuskan pada 6.590 Tenaga Kesehatan.

“Jumlah keseluruhan ini tentu untuk dua penyuntikan kepada sasaran kita yang sudah terdaftar dan disetujui Kementerian Kesehatan jumlah 6.590 orang. Masing-masing disuntik dua kali, dengan jeda bisa 14 atau 18 hari per orang,” bebernya, kemarin.

Machli mengatakan, vaksinasi sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan COVID-19. Ia meminta seluruh Tenaga Kesehatan di Banjarmasin yang menjadi prioritas vaksinasi agar siap disuntik vaksin.

“Kami berharap untuk seluruh tenaga kesehatan siap untuk divaksinasi. Proses penyuntikan akan dilakukan secara seremoni pada tanggal 14 Januari mendatang. Yang disuntik pertama kali, kepala daerah, dalam hal ini Wali Kota Banjarmasin” tutupnya.(Zak/K-3)

Baca Juga :  Reses di Tiga Lokasi, Isnaini Akui Soal Infrastruktur Fasilitas Umum jadi Sorotan
Iklan
Iklan