Cecep, si pemilik toko mengakui, omzet penjualannya selama Ramadhan 1442 H ini meningkat sekitar 50 persen jika dibandingkan tahun lalu, ketika virus Corona mulai mewabah di Banjarmasin.
BANJARMASIN, KP – Menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tinggal beberapa hari lagi, pertokoan di kawasan Pasar Sudimampir Banjarmasin, mulai ramai diserbu pembeli. Terutama, toko-toko yang menawarkan berbagai macam pakaian jadi.
Warga Banjarmasin dan sekitarnya, terutama umat muslim, mulai berburu pakaian untuk dikenakan saat lebaran nanti. Sepertinya, untuk sesaat mereka ingin melupakan pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun terakhir ini terus menghantui.
Aktivitas jual beli terlihat di hampir semua toko. Kesibukan para pedagang yang melayani pembeli, semakin mewarnai hari-hari di penghujung Ramadhan tahun ini.
Salah satunya, Toko Aurosid yang menjual busana muslim untuk pria. Di toko yang terletak di lantai dasar Pasar Sudimampir ini, sejumlah pembeli terlihat tengah sibuk memilih-milih.
Cecep, si pemilik toko mengakui, omzet penjualannya selama Ramadhan 1442 H ini meningkat sekitar 50 persen jika dibandingkan tahun lalu, ketika virus Corona mulai mewabah di Banjarmasin.
“Tahun ini, trennya cukup positif. Bahkan, sepekan sebelum memasuki bulan Ramadhan, penjualan sudah mengalami peningkatan. Boleh dibilang, omzetnya sudah naik 40 persen saat itu. Makin ke sini, tambah naik hingga 50 persen lah,” ujar Cecep, Kamis (6/5).
Dia menambahkan, yang paling banyak dicari pembeli adalah baju gamis dan baju koko. Modelnya macam-macam. Harganya pun bervariasi, tergantung jenis bahan kain yang digunakan. Kisarannya, mulai Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu lebih per potongnya.
“Alhamdulilah, jika dirata-ratakan, dalam sehari omzet kotornya sekitar Rp 10 juta sampai Rp 11 juta. Lumayan lah, dibanding tahun lalu saat masih diberlakukan PSBB,” ungkapnya.
Namun, kata dia lagi, perputaran barang tahun ini, masih jauh lebih sedikit dibanding ketika sebelum pandemi Covid-19.
Menurut Cecep, berdagang busana muslim pria ini sudah lebih 10 tahun digelutinya. Ia melanjutkan usaha turun temurun sejak orangtuanya.
“Selain menjual eceran, kami juga juga melayani penjualan partai atau grosiran. Yang pasti, ada potongan harga jika pembelian dalam jumlah banyak,” jelasnya.
Umumnya, lanjut Cecep, seminggu sebelum lebaran, pembeli semakin banyak yang datang ke pasar untuk berbelanja. “Semakin mendekati lebaran, semakin ramai pembelinya,” tambahnya.
Ia juga menuturkan, selain momen Idul Fitri, peringatan hari besar Islam lainnya juga sangat mempengaruhi omzet penjualan di tokonya. Selain itu, banyaknya kegiatan majelis ta’lim atau pengajian-pengajian di Banjarmasin cukup berpengaruh terhadap penjualan busana muslim.
“Biasanya, selain Idul Fitri, momen Idul Adha, pengajian rutin dan juga ketika ada haul ulama besar, cukup memengaruhi tingkat penjualan,” pungkasnya.
Lina, Pedagang lainnya di lantai II Pasar Sudimampir Baru, menuturkan hal yang sama. Menurutnya, pembeli mulai ramai berbelanja di tokonya yang menjual busana hijab syar’i dan gamis wanita.
“Iya, banyak yang datang beli hijab syar’i. Harganya beda-beda tergantung model dan bahan. Kalau yang polos harganya berkisar antara Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu. Sementara, yang pakai bordir harganya sekitar Rp 230 ribu hingga Rp 400 ribu,” jelasnya.
Ia memperkirakan, H-1 lebaran nanti pembeli yang datang akan semakin banyak. “Puncaknya biasa sehari sebelum lebaran,” imbuh Lina, yang juga melayani penjualan eceran dan partai. (opq/K-1)