Banjarmasin, KP – Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku masih belum memerlukan teknologi alat temuan Habib Fathurrachman (Buyut Habib Basirih) yang bernama Smart Checker.
Padahal teknologi tersebut bisa digunakan untuk mempermudah dalam menunjukkan bukti vaksinasi ketika ingin memasuki suatu tempat dengan hanya bermodal e-KTP yang ditempelkan di alat tersebut.
Namun sepertinya, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin masih belum tertarik untuk melirik temuan tersebut untuk dikembangkan dan menunjang pelaksanaan kebijakan yang mensyaratkan vaksinasi tersebut.
“Memang alat itu bisa membantu dalam memastikan orang yang bersangkutan sudah bervaksin atau belum. Tapi Saya kira flexibel saja. Kalau kami sih belum merasa memerlukan alat itu. Khusus di Pemko Buat apa alat itu?,” ungkapnya pada awak media, belum lama tadi.
Lalu bagaimana dengan kebijakan syarat bukti vaksinasi untuk masuk ke salah satu lokasi atau ruang publik, misalnya mall?
Ternyata, syarat tersebut juga tidak membuat Ibnu Sina melirik temuan tersebut. Pasalnya, ia menilai, warga yang ingin ke mall hanya perlu menunjukkan sertifikat atau barcode yang sudah diterima masing-masing warga melalui SMS dan WA ketika sudah selesai menjalani tahapan vaksinasi
“Untuk masuk mall. Hanya perlu menggunakan barcode WA yang diterima setelah menjalani vaksin tahap dua. Tinggal menunjukkan saja,” tukasnya.
Di waktu yang berbeda, Ibnu bahwa kebijakan tersebut sudah mulai disosialisasikan kepada warga oleh pengelola Mall.
ia menjelaskan, bahwa kebijakan penggunaan bukti vaksin sebagai syarat masuk mall tersebut merupakan himbauan dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Yang mengkoordinir Satgas Kalsel, dan kami dari Satgas Kota Banjarmasin mengikuti saja arahan tersebut,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu merupakan wujud respon pemerintah dalam memberikan rasa aman untuk masyarakat di ruang publik, khususnya warga Banjarmasin.
“Masuk mall memperlihatkan sertifikat atau barcode sudah divaksin. Tentunya itu merupakan keamanan dalam berbelanja,” tuntasnya.
Diwartakan sebelumnya bahwa salah satu buyut dari ulama tersohor di tanah Banjar ini belakangan tengah viral lantaran dirinya telah menciptakan sebuah alat yang mampu memaksimalkan fungsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang notabenenya dimiliki setiap warga negara.
Dengan cekatan, Habib Fathurrachman memperlihatkan bagaimana alat yang ia beri nama Smart Checker itu bekerja saat ditemui awak media di kediamannya yang tepat bersebelahan dengan Kubah Habib Hamid Bahasyim atau dikenal sebagai Shohibul Basirih.
Sembari mempraktekkan kinerja alat ciptaannya, Habib Fathurrachman menjelaskan bahwa ide awal dari terciptanya teknologi Smart Checker tersebut adalah rasa prihatin dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir.
Ditambah adanya syarat bukti vaksinasi atau kartu vaksin yang harus ditunjukkan jika ingin beraktivitas, salah satunya ketika ingin masuk ke suatu daerah yang menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV, seperti Kota Banjarmasin.
Menurutnya, sekarang, masih banyak prosedur yang mengharuskan adanya fotocopy e-KTP untuk mengurus berbagai hal.
“Padahal, e-KTP yang diberikan Pemerintah ke kita ini sudah sangat canggih. Proyek puluhan triliun rupiah ini saya rasa harus dimaksimalkan fungsinya,” ucapnya menjelaskan.
Jika dikaitkan dengan program vaksinasi Covid-19. Habib Fathurrachman menilai, alat yang diciptakannya tersebut bisa mendeteksi siapa saja yang sudah atau belum menjalani vaksin.
“Jadi tidak perlu lagi harus mencetak kartu vaksin. Cukup e-KTP yang kita miliki ini saja cukup,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)