Banjarmasin, KP – Nasib malang dialami oleh Saibani, motoris kelotok wisata ini terpaksa harus menjual harta benda miliknya untuk menghidupi keluarganya.
Bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena selama diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Banjarmasin, sektor pariwisata wajib tutup alias dilarang beroperasi, termasuk kelotok wisata.
Alhasil, alat transportasi tradisional yang digunakan untuk membawa wisatawan berkeliling menyusuri sungai-sungai di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini tak bisa berlabuh lantaran sepinya kunjungan.
Saibani menuturkan kalau pun berlabuh, tak semua motoris kebagian giliran lantaran tak adanya penumpang.
“Yang berlabuh pun paling maksimal hanya bisa membawa pulang Rp100 ribu,” tambahnya.
Kondisi itu, diperparah dengan diterapkannya PPKM Level 4, sejak tanggal 26 hingga 8 Agustus lalu. Selama dua pekan itu, para motoris kelotok wisata benar-benar merasakan tak adanya penumpang
Sehingga, tak ada pilihan lain. Untuk bertahan, para motoris menurutnya menjual apa yang bisa dijual untuk dapat bertahan hidup.
Ia pun lantas berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan kepada para motoris. Paling tidak, melalui sejumlah paket berisi sembako.
“Selama pandemi ini sudah dua buah sepeda motor yang saya jual. Kami berharap semoga pandemi lekas berakhir, agar kita semua bisa kembali bekerja dengan nyaman,” tukasnya.
Ia membeberkan, selama pandemi melanda Ibukota Kalsel ini, bantuan yang datang dari Pemerintah Kota bisa dihitung dengan jari.
Bahkan, bantuan yang datang pun justru lebih banyak dari pihak lain ketimbang bantuan dari pemerintah. “Itu pun setahu saya hanya di tahun 2020. Bantuan di tahun 2021, nihil,” tandasnya.
Sementara itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, Ikhsan Alhak, menampik bahwa pihaknya tidak ada memberikan bantuan.
Ia menilai, bantuan bahkan sudah disalurkan kepada para motoris sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Kota Banjarmasin.
“Misalnya bantuan untuk keselamatan penumpang, yakni life jacket, masker dan alat cuci tangan. Kemudian saat banjir besar awal tahun tadi, kami memberikan bantuan sembako bekerja sama dengan instansi lain,” ungkapnya.
Ditanya apakah bakal ada bantuan terbaru yang diberikan, Ikhsan mengaku bakal mendata terlebih dahulu apa yang sebenarnya bakal dibutuhkan oleh para motoris.
“Kami tidak ingin memberikan bantuan yang tidak terlalu banyak manfaatnya. Kami ingin bantuan yang lebih bermanfaat dan dibutuhkan mereka. Sesegeranya akan kami wujudkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, menyikapi terkait apakah ada kemungkinan membuka sektor pariwisata, Ikhsan mengatakan bahwa persoalan dibuka atau tidaknya pariwisata itu tergantung hasil rekomendasi Satgas Covid-19.
Yang menurutnya hingga saat ini rekomendasi tersebut belum ada.
“Tapi, kami sudah menyiapkan segala sesuatunya. Bila memang sudah ada rekomendasi untuk buka ya akan dibuka. Dan kami akan mengisinya dengan berbagai kegiatan, salah satunya Pasar Terapung,” tuntasnya. (Zak/K-3)