Banjarmasin, KP – Sindiran penanganan Covid-19 dalam bentuk mural yang ramai dibincangkan warganet atau netizen di berbagai wilayah Indonesia juga muncul di Kota Banjarmasin.
Mural sindiran tersebut tepatnya terpampang di tembok pagar beton Jalan RE Martadinata, Kelurahan Telawang, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Atau tak jauh dari gedung Balai Kota Banjarmasin.
Dengan cat dasar berwarna kuning terang, tulisan ‘WABAH SEBENARNYA ADALAH KELAPARAN’ itu terlihat sangat jelas terbaca oleh warga, khususnya pengguna jalan yang melintas di depan pagar eks Pelabuhan Martapura Lama itu cukup menyentil pemerintah.
Pasalnya, selain dicat dengan warna yang terang, mural tersebut dilukis dengan ukuran yang lumayan lebar. Setidaknya empat petak pagar diblok untuk melukis mural tersebut.
Tidak hanya itu, disana juga tertulis kalimat sindiran yang meminta untuk membantu sesama. Yakni kalimat ‘RAKYAT BANTU RAKYAT’ dengan font tipis berwarna merah.
Terlepas siapapun yang membuat, tulisan ini seakan menggambarkan, kondisi masyarakat yang dijerat kesusahan akibat adanya Pandemi Covid-19 yang melanda Bumi Pertiwi saat ini.
Keberadaan mural itu tak sepenuhnya dipandang negatif oleh warga. Seperti Asnan, Warga Teluk Tiram menyambut positif dengan tulisan tersebut.
“Tidak masalah sih. Selama orang yang punya juga tidak mempermasalahkan,” ucap pria berusia 40 tahun itu, saat ditemui awak media, Senin (17/08) siang.
Karyawan salah satu perusahaan ekspedisi di kawasan tersebut menceritakan, tulisan itu sudah ada sejak dua hari terakhir.
Dirinya yang sehari-hari bekerja di jasa pengiriman dekat lokasi mural itu mengaku, kurang mengetahui jelas siapa sosok yang melukis di tembok tersebut.
“Siapa yang melukis kurang tahu. Apakah yang berperawakan gemuk seperti biasanya atau yang lain. Karena bisanya mengerjakan itu berkelompok, saat sore sampai malam hari. Tapi ada juga yang sendirian,” tutupnya.
Ia juga merasa, kalau mural sindiran tersebut sekalian memperindah sudut kota juga. Bisa juga untuk menyindir penanganan pandemi yang saat ini juga masih melanda Kota Banjarmasin.
“Yaa sejenis satir, apalagi ini menggambarkan adanya warga yang kelaparan ditengah pandemi sekarang,” tuntasnya. (Zak/KPO-1)