Banjarmasin Kalimantanpost.com – Kota Banjarmasin terus berupaya menekan angka stunting dari 22 persen menuju angka 14 persen sesuai standar nasional.
Salah satu upaya mencapai target ini adalah dengan pemberian makanan tambahan kepada balita atau anak yang diprediksi mengalami stunting.
Dalam rapat Diseminansi Audit Kasus Stunting 2 pada Jumat (24/11/2023) lalu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) sekaligus Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S), M Helfiannoor mengatakan pemberian makanan bergizi dilakukan sejak pertengahan November.
“Satu hari makanan bergizi diantar oleh kader-kader yang ada dilapangan dengan nilai sekitar Rp20 ribu,” kata Helfiannoor.
Pemberian makanan bergizi ini sebagai bahan makanan tambahan selama 6 bulan, yang diharapkan untuk menambah berat dan tinggi badan ataupun bagi ibu hamil tidak mengalami kekurangan gizi saat melahirkan.
Namun, nilai pemberian bahan makanan tambahan di lapangan berbeda.
Salah satu kader posyandu Kelurahan Sungai Miai, inisial A mengatakan hanya menerima sebesar Rp1.962.500 untuk 37 orang warga yang mendapatkan pemberian makanan tambahan.
Pemberian makanan tambahan ini untuk 9 orang ibu hamil dan 28 anak stunting selama lima hari.
“Kalau dihitung nilai makanan tambahan yang diberikan kurang lebih Rp10 ribu per harinya,” katanya.
Kader posyandu ini mengaku harus putar otak lebih karena sulitnya mencari makanan tambahan yang bergizi di kisaran harga Rp10 ribu per paket.
Dirinya berharap agar diberikan tambahan anggaran lebih, karena khawatir dengan anggaran Rp10 ribu bakal membosankan bagi ibu hamil dan anak balita.
“Ulun berharap ada anggaran lebih, minimal sampai Rp20 ribu lah, terpaksa dengan anggaran dikit, ulun cukup-cukup akan,” kata A. (mar/K-7)