Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Jelang Natura, Tim Satgas dan TPID Kalteng Diminta Terus Pantau Komoditas Penyebab Inflasi

×

Jelang Natura, Tim Satgas dan TPID Kalteng Diminta Terus Pantau Komoditas Penyebab Inflasi

Sebarkan artikel ini
IMG 20231204 WA0027 e1701683707214
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko. (Kalimantanpost.com/Repro Humas Pemprov Kalteng)

PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Menjelang Natal dan tahun baru, Tim Satgas dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah (Kalteng) memantau komoditas yang menjadi penyebab inflasi.

“Komoditas yang harus menjadi perhatian Tim Satgas dan Tim TPID Kalteng untuk menekan angka inflasi jelang natal dan tahun baru (nataru), yakni beras, cabai rawit, cabai merah, ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir,” kata Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko usai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (4/12/2023).

Baca Koran

Diakuinya, saat sidak beberapa waktu lalu, pihaknya sudah melihat stok pangan aman tetapi harganya berfluktuasi. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan gula pasir.

“Kita harapkan akan ada sidak juga di Kota Sampit jelang nataru, karena Kota Palangka Raya dan Sampit adalah daerah sampel untuk inflasi di Kalimantan Tengah,” tandasnya.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan tren inflasi di bulan November 2023 mengalami kenaikan yaitu 2,86 persen (y-o-y), yang sebelumnya 2,56 persen (y-o-y) di bulan yang sama pada tahun 2022 lalu. “Untuk inflasi month-to-month juga mengalami kenaikan, dari yang bulan Oktober 2023 0,17 persen bulan November 0,38 persen,” ujarnya

Tito menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara global berada di urutan 45 dari 185 negara. “Pertumbuhan ekonomi kita 4,94 persen dan itu cukup bagus. Sedangkan inflasi dibandingkan 186 negara di dunia, Indonesia berada di urutan 138 dengan angka 2,86 persen (diurutkan berdasarkan inflasi tertinggi ke terendah).

Baca Juga :  Gubernur Kalteng Lepas Pawai Sambut 1 Muharam

“Posisi Indonesia tidak terlalu buruk karena kita berada di posisi stabil, namun kita harus waspada karena dua bulan ini tren inflasi kita naik,” sebutnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan, inflasi November 2023 utamanya disebabkan oleh beberapa komoditas seperti cabai merah, cabai rawit dan bawang merah, yang ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27 persen.

“Tingkat inflasi bulanan November 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sedangkan tekanan inflasi tahunan semakin meningkat pada November 2023,” katanya.

Untuk komoditas beras, Amalia menyebut, masih mengalami inflasi dengan tekanan yang terus melemah, yaitu sebesar 0,43 persen.

“Pada November 2023, jumlah kota yang mengalami deflasi beras semakin bertambah jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya,” tuturnya.

Dijelaskan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu kelima November 2023 di sejumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH cenderung stabil dari minggu sebelumnya, yaitu sebanyak 85 persen.

Dari 97,69 persen kabupaten/kota di Pulau Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Solok dengan nilai IPH 6,86 persen. Selanjutnya, kabupaten/kota di Pulau Jawa yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Blitar dengan nilai IPH 6,13 persen.

“Dari 71,14 persen kabupaten/kota di Pulau Luar Pulau Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Poso dengan nilai IPH 6,27 persen,” tandasnya. (drt/KPO-3)

Iklan
Iklan