BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Mission impossible meraih kemenangan dilakoni tim nasional Indonesia dalam pertandingan terakhir Grup C Piala Asia 2023 melawan Jepang di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, Rabu (24/1/2024) pukul 18.30 WIB.
Dikatakan Mission impossible mengingat jomblangnya peringkat kedua tim, Jepang memiliki peringkat 17 dunia, sedangkan Indonesia hanya menempati posisi 147 FIFA atau terpaut 130.
Begitu pula penampilan Indonesia di Piala Asia bagai bumi dan langit. Jepang tak pernah absen sejak 1988, dan bahkan empat kali menjadi juara serta sekali runner up pada Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.
Tim dengan julukan Samurai Biru itu juga rutin tampil di Piala Dunia sebanyak tujuh kali yakni tahun 1998, 2002, 2006, 2010, 2014, 2018, 2022.
Sementara partisipasi tim Garuda baru lima kali yakni Piala Asia 2023, 1996, 2000, 2004 dan 2007. Dipertandingan empaf sebelumnya selalu tersingkir di babak penyisihan.
Sementara di Piala Dunia, tim Indonesia baru pertama kali tahun1938 silam, waktu itu masih menggunakan nama Hindia Belanda. Setelah itu selalu gagal di pertandingan prakualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Selanjutnya berdasarkan stastik 15 kali pertemuan periode 1954-1989, kedua tim sudah 15 kali bertemu. Merah Putih menang lima kali, sedangkan Matahari Terbit menang delapan kali. Dua laga lainnya berakhir seri.
Pertemuan pertama kedua tim dalam kurun 45 tahun sejak Juni 1989 ketika Indonesia takluk 0-5 dalam salah satu dari dua laga kualifikasi Piala Dunia 1990 melawan Samurai Biru.
Sebelum tahun itu, kedua tim sudah sering bertemu, termasuk dua laga kualifikasi Piala Dunia 1990, sekali kualifikasi Piala Asia 1968, dan dua laga Asian Games.
Terakhir kali Indonesia mengalahkan Jepang terjadi pada 24 Februari 1981 dalam laga persahabatan di Jakarta ketika Indonesia menang 2-0 melalui gol yang dicetak Bambang Nurdiansyah dan Berty Tutuarima.
Belum.lagi dari segi materi pemain, Tim Samurai Biru diperkuat pemain-pemain kelas dunia. Beberapa di antaranya bermain di Liga Inggris, kompetisi sepak bola yang kerap dianggap terbaik, seperti Wataru Endo (Liverpool), Kaoru Mitoma (Brighton & Hove Albion) dan Takehiru Tomiyasu (Arsenal), Takefusa Kubo (Real Sociedad) dan lain-lain.
Indonesia Indonesia diperkuat beberapa pemain berkiprah di Liga Eropa seperti Justin Hubner di Wolves U-21, Elkan Baggott (Ipswich Town), Ivar Jenner (Jong Utrecht), Marselino Ferdinan (KMSK Deinze), Jordi Amat yang pernah berseragam Espanyol, Rayo Vallecano, Real Betis, Swansea City, dan KAS Eupen.
Lalu, Sandy Walsh di klub Mechelen Belgia, Shayne Pattynama di Viking Norwegia, sedangkan Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman pernah bermain di Liga Slovakia.
Walau pun secara peringkat dan pengalaman berlaga di Piala Dunia dan Asia, tim nasional Indonesia yang juga diperkuat pemain Eropa bisa mengimbangi permainan Jepang.
Minimal bisa menahan imbang tim Samurai Biru agar bisa membuar asa mengukir sejarah lolos ke-16 besar Piala Asia pertama kalinya.
Meraih hasil imbang atau menang bukan suatu tak mungkin, asalkan Shin Tae-yong tak mencoba-coba komposisi pemain melawan Jepang.
Centre back Elkan Baggott dan Jordi Amat diharapkan bisa kembali pulih dari cedera, sehingga menambah kekuatan dilini belakang.
Menariknya, apakah pelatih asal Korsel ini kembali memasang Sandy Walsh sebagai center back atau Justin Hubner atau Rizky Ridho.
Kalau Rizky Ridho dipasang di center back, kemungkinan Sandy Walsh ditempatkan ke posisi asalnya, bek kanan sedangkan Asnawi Mangkualam dibangkucadangkan.
Di bek kiri ada Shayne Pattynama yang lebih bugar karena sudah dua kali tak main, sedangkan gelandang bertahan diisi Justin Hubner untuk mematikan pergerakan pemain-pemain Jepang.
Ivar Jenner kembali didorong kedapan sebagai pengatur serangan bersama Marselino Ferdinand, sedangan Egy Maulana Vikri di sayap dan striker di posisi striker
Kalau komposisi ini diturunkan akan mempermudahan memainkan satu dua sentuhan sertahan membangun serangan dari bawah.
Sebaliknya, ada perubahan komposisi pemain dengan menyelipkan dua sampai tiga pemain berkiprah Liga 1 akan merusak irama permainan, karena mengandalkan main individu, bola-bola panjang tak terukur, kepercayaan diri kurang dalam memegang bola serta minimnya visi bermain.
Disisi lain, menghadapi tim yang hampir tidak pernah membuang peluang seperti Jepang, pemain Indonesia meminimalisasi melakukan kesalahan. Jika membuat lima kesalahan, mereka akan mencetak gol empat kali.
Jadi, disiplin pemain adalah dan tidak kehilangan penguasaan bola sangat penting menghadapi Jepang nanti.
Apalagi, Jepang mengusung misi kemenangan agar bisa lolos ke fase knock-out. Kalau kalau kalah sama Indonesia, hampir dipastikan akan angkat koper lebih awal.
Jadi, Indonesia harus waspada dengan permainan kamikaze Jepang untuk memenangkan pertandingan dengan permainan berkelas Wataru Endo (Liverpool), Kaoru Mitoma (Brighton & Hove Albion) dan Takehiru Tomiyasu (Arsenal), Takefusa Kubo (Real Sociedad) dan lain-lain.
Mampukah Indonesia menahan gempuran Jepang dan meraih minimal poin satu. Kami bisa pasukan Garuda ku. (ful/KPO-3)
Hasil Pertandingan Grup D
Minggu (14/1)
- Jepang vs Vietnam 4-2
Senin (15/1)
- Indonesia vs Irak 1-3
Jumat (19/1)
- Irak vs Jepang 2-0
- Vietnam vs Indonesia 0-1
Jadwal Pertandingan
Rabu (24/1)
Pukul 18.30 WIB
- Jepang vs Indonesia
- Irak vs Vietnam
Klasemen Sementara
Grup D
- Irak 2 2 0 0 5-2 6
- Jepang 2 1 0 1 5-4 3
- Indonesia 2 1 0 1 2-3 3
- Vietnam 2 0 0 2 2-5 0