Oleh : NURMADINA MILLENIA
Tahun demi tahun berlalu, sementara umur semakin bertambah. Tentu diharapkan adalah banyaknya pengalaman mengenai ilmu yang selama ini dikejar dan diterapkan pada kehidupan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Begitu banyak pengalaman manusia yang bisa menjadi contoh, karena ada buku-buku mengenai persoalan serta cara mengatasi permasalahan. Disamping itu, juga cara menguasai ‘diri sendiri’ dalam l berpikir dan mengatasi emosi. Dengan bertambah umur, akan menambah kedewasaan dalam hal ‘mengambil keputusan’.
Banyak negara di dunia dengan segala macam keinginan yang tertuang sebagai tujuan negara, merupakan kebutuhan bersama untuk mewujudkan keinginan itu. Maka banyaklah negara di dunia yang bersahabat, atau melakukan kontrak kerja sama dalam bidang tertentu. Mereka dapat bekerjasama dikarenakan kesamaan tujuan. Ternyata, masih ada negara-negara yang tidak bisa bekerja sama, atau melakukan hubungan dagang, atau dalam bidang tertentu. Bahkan masih ada negara yang bersengketa atau berperang, seperti Israel dan Palestina. Upaya untuk mendamaikan keduanya agar dapat hidup berdampingan sebagai negara tetangga ternyata sulit diwujudkan. Apalagi banyak negara yang membantu dibelakangnya, sehingga bisa dikatakan memiliki blok-blok tersendiri. Seperti Israel sebagai anak emas Amerika Serikat, yang selalu mendapat dukungan serta bantuan dari negara super power itu.
Akibat pertikaian yang tidak kunjung padam itu, akhirnya berdampak pada ekonomi global serta cara dan budaya membentuk dunia. Untuk itu, seharusnya apa dan bagaimana negara-negara di dunia bersikap atau melihat permasalahan itu semua? PBB sendiri sebagai lembaga dunia yang menampung negara-negara di dunia ini sebagai anggotanya, ternyata kewalahan dalam menyelesaikannya. Ini dikarenakan Amerika Serikat sebagai negara super power mempunyai hak veto sebagai bagian dari lima besar negara lainnya. Karena ulah AS itu sampai saat ini Israel tidak bisa dibendung, padahal dahulunya orang Yahudi disebut ‘zionist’, atau kembali ketanahnya, karena tidak mempunyai negara. Namun bangsa Yahudi itu berada di banyak negara.
Atas kompromi negara-negara pemenang Perang Dunia II, akhirnya memberikan orang Yahudi tanah untuk negeri yang disebut Israel. Namun ulah Israel selalu melebarkan daerahnya, mengambil daerah-daerah Palestina. Apalagi sekarang, perluasan wilayahkejadian semakin menjadi besar-besaran termasuk jumlah korban yang terjadi. Ini tentu saja akan mempengaruhi negara lainnya, terutama yang sangat berhubungan dengan mereka mempunyai keyakinan yang sama. Dalam hal ini ada mesjid Al-Aqsha yang berada di Palestina itu. Dimana mesjid itu ternyata sangat erat kaitannya dengan sejarah keyakinan masing-masing. Tetapi kemudian jika manusia mau jujur, itu pasti berhubungan dengan utusan para nabi. Oleh karena itu maka ‘rantai kenabian’ itu tidak terputus. Namun menjadi lain maknanya, jika rantai kenabian itu diputus. Dalam makna itu juga manusia diharapkan jujur dengan diri dan keyakinannya sendiri, karena itu juga pada akhirnya manusia akan bertanya sebenarnya Tuhan itu satu atau dua?