BANJABARU, Kalimantanpost.com – Angka prevelensi stunting di Kalimantan Selatan mendapatkan sorotan dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Berdasarkan hasil survei yang di keluarkan oleh Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kalsel masuk tiga besar tingkat penurunan stunting tertinggi tahun 2022 bersama Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Pada 2022 penurunan stunting Kalsel (-5,4 persen), Sumsel (-6,2 persen) dan Kaltara (-5,4 persen). Pada awal 2021 prevalensi stunting di Kalsel 30,0 persen kemudian 2022 turun menjadi 24,6 persen.
Hal tersebut disampaikan Fraksi PKS dalam pemandangan umum terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (LPPA) pemerintah provinsi (Pemprov) setempat Tahun Anggaran 2023 di Banjarmasin, menilai capaian usaha penanganan stunting di Kalsel tahun 2023 menujukkan angka prevalensi mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022.
“Kita harapkan Kalsel dapat menurunkan angka prevalensi stunting. Kita apresiasi dengan masuknya tiga besar percepatan penurunan stunting. Semoga terus menurun ” ujar Fahruro.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Raudatul Jannah menargetka. Kalsel dalam penanganan stunting hingga 2024 menjadi 14 persen sehingga masalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak harus segera penyelesaian.
“Kami optimis angka stunting dapat dikurangi menjadi 14 persen dengan melakukan upaya promotif preventif serta kerja sama yang kompak hingga tingkat Desa,” ujarnya.
Salah satu upaya promotif preventif yang dilakukan adalah meningkatkan kunjungan balita dan ibu hamil ke posyandu sebagai screening awal untuk mendeteksi balita yang berisiko mengalami stunting.
“Dengan kunjungan balita dan ibu hamil ke posyandu, petugas kesehatan akan lebih mudah memantau perkembangan pertumbuhan balita dan ibu hamil. Jika ditemukan tanda-tanda stunting, petugas posyandu bisa memberikan intervensi dan edukasi langsung kepada ibu dan balita,” kata Raudatul Jannah di Banjarmasin, Selasa (11/6/2024).
Selain itu, pentinya edukasi terhadap calon pengantin agar terhindar dari anemia saat hamil. Anemia sendiri menyebabkan kondisi stunting pada anak yang dikandung, sehingga meminum tablet tambah darah adalah hal yang sangat penting.
“Dengan memberikan edukasi kepada calon pengantin, diharapkan angka stunting di Provinsi Kalsel dapat ditekan dengan tuntas,” ujarnya.
Raudatul menilai semua pihak harus berkomitmen untuk memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak di sekitar, serta memperhatikan kesehatan ibu hamil agar bayi yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (Adv/dev/KPO-3)