BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) memiliki peran strategis sebagai penjaga keamanan hayati Indonesia sekaligus gerbang utama dalam memastikan keamanan perdagangan internasional.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Sekretaris Utama Barantin, Bambang, dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) bertema “Penguatan Sinergi Badan Karantina Indonesia dengan Pemerintah Daerah untuk Mendukung Akselerasi Ekspor Produk Hewan, Ikan, dan Tumbuhan”
“Karantina berperan penting dalam menjaga keamanan negara, namun juga harus mendukung kelancaran perdagangan. Jangan sampai fungsi karantina menghambat lalu lintas perdagangan,” tegasnya.
Bambang menambahkan bahwa untuk mencapai hal tersebut, Barantin memerlukan dukungan dari pemerintah daerah dan kolaborasi dengan para pelaku usaha. Tujuannya agar lalu lintas perdagangan hewan, ikan, dan tumbuhan dapat terfasilitasi dengan baik melalui pemeriksaan karantina yang ketat.
“Barantin tidak bisa bekerja sendiri. Jika terjadi kebocoran, akibatnya bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kerugian besar. Tugas menjaga keamanan sumber daya alam hayati ini tidak hanya tanggung jawab karantina, tetapi juga pemerintah daerah dan masyarakat,” lanjutnya.
Barantin dibentuk sebagai implementasi dari UU No. 21 Tahun 2019 dengan tugas yang lebih luas, yaitu tidak hanya mencegah masuk, keluar, dan penyebaran hama penyakit hewan dan ikan serta organisme pengganggu tumbuhan, tetapi juga memastikan keamanan pangan, pakan, dan melindungi kelestarian sumber daya alam hayati Indonesia.
“Karantina sudah ada sejak hampir 147 tahun yang lalu, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Dengan tanggung jawab yang lebih besar saat ini, perlu adanya penguatan, termasuk dalam hal SDM, layanan karantina, dan infrastruktur,” jelas Bambang.
Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, telah menggagas berbagai program, termasuk peningkatan kualitas SDM, revitalisasi laboratorium, dan digitalisasi layanan karantina.
Saat ini, layanan karantina sudah berbasis digital melalui platform BEST-TRUST, dan pemeriksaan karantina kini dilakukan mulai dari pre-border untuk meningkatkan ketertelusuran dan penerimaan proses karantina.
FGD ini turut dihadiri oleh Asisten III Gubernur Kalsel Bidang Administrasi Akhmad Bagiawan yang mewakili Gubernur Kalimantan Selatan, Deputi Bidang Karantina Ikan Drama Panca Putra, dan narasumber lain seperti Imam Subarkah, Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, serta Yustitia Emdharin dari Kantor Bank Indonesia Kalsel.
Di akhir sambutannya, Bambang berharap FGD ini dapat mempererat kerja sama antara Barantin, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Kebersamaan ini sangat penting dan bernilai tinggi. Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam mendukung akselerasi ekspor, khususnya di wilayah Kalimantan,” tutup Bambang. (dev/KPO-3)