Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINEKalsel

Digaungkan Lagi, Datu Kalampayan jadi Pahlawan Nasional

×

Digaungkan Lagi, Datu Kalampayan jadi Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini
11 1

Usulan sebelumnya Datu Kalampayan, belum masuk dalam lima nama Gelar Pahlawan Nasional, karena daftar tunggu banyak.

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Digaungkan lagi, Datu Kalampayan untuk jadi Pahlawan Nasional.

Baca Koran

Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Badan Pembudayaan Perjuangan Provinsi Kalsel terus berupaya memperjuangkan agar tokoh-tokoh di Banua bisa menjadi pahlawan nasional.

“Sekarang ini kita mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang dibenal sebagai Datu Kalampayan, sebagai pahlawan nasional.

Sekarang kita tinggal menunggu keputusan dari pusat saja lagi,” papar Ketua I Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Perjuangan Provinsi Kalsel, Dr H Zulfadli Gazali, MSi.

Zulfadli menyampaikan hal itu sebagai nara sumber diacara Sosialisasi Semangat Nilai Kejuangan 45 melalui kekuatan rakyat Banua, Senin (28/10).

Ditambahkannya, persyaratan menjadi pahlawan nasional sudah dilengkapi dan tinggal vertikal dari pusat saja lagi.

Selain Syekh Arsyad Al-Banjari, lanjut dia, pihanya juga mengusulkan tokoh-tokoh dan pejuang terdahuku seperti mantan Ketua MUI Pusat, Hamidhan dan lain-lain.

Selain itu, lanjut Zulfadli, DHD Provinsi Kalsel juga secara rutin melakun sosialisasikan jiwa semangat nilai-nilai perjuangan 45 sehingga menjadi karakter bangsa untuk generasi penerus bangsa.

“Program kita salah satunya sosialisasi pengenalan – pengenalan pahlawan ke sekolah-sekolah, kampus dan lain-lain. Ini untuk mengingatkan kepada generasi muda kita supaya mereka tahulah siapa pahlawan kita dan bagaimana perjuangan masa lalu,” ujarnya.

Selain itu, kata Zulfadli, pihaknya juga mencetak beberapa buku ya ng berkaitan dengan pahlawan dan orang-orang yang pernah berjasa di Kalsel.

“Biar anak cucu kita tahu siapa pahlawan dan tokoh Banua itu,” tandasnya.

Nara sumber lainnya, Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Kalsel Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta, MSi mengungkapkan para pejuang telah melaksanakan tugas beliau yang luar biasa, sampai korban jiwa.

“Jadi sekarang kita sudah merdeka dan hasil kerja mereka dan kitalah yang mengisi kemerdekaan itu,” ujarnya

Nah supaya nilai perjuangan 45 ini tetap eksis sepanjang masa, lanjut Hatta, perlum membentuk organisasi seperi ini dan setiap anggota akan terus mengingatkan dan menyampaikan perjuangan tersebut.

Baca Juga :  Jemaah Haji Asal HST Hj Sanainah Wafat, Sudah 10 Orang Meninggal dari Embarkasi Banjarmasin

“Memang kita lebih menekankan ke nilai-nilai perjuangan 45, jasa-jasa pahlawan agar tidak kita lupakan di dalam membangun negara indonesia.

Mestinya nilai-nilsi perjuangan 45 yang menjadi dasar kita untuk melakukan sesuatu kegiatan.

Supaya bisa menghindari pembuatan tercela,” ujarnya

Ditambahkan mantan Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia ini,”kalau lupa sama pahlawan seolah-olah kaya kita yang memiliknya padahal ini hasil perjuangan mereka:.

“Jadi untuk itu kita harus bekerja dengan baik, kalau bisa jangan ada sifat tercela seperti korupsi atau apa,” tandasnya.

Dikesempatan itu, Hatta juga bercerita bagaimana dirinya sewaktu menjadi menteri Lingkungan Hidup menolak secara halus saat ada yang akan meminta menjual pasir ke Singapura.

“Alhamdulillah, dengan pendekatan dan berbicara secara baik-baik, pasir laut milik tidak dijual ke negara tetangga,” ungkapnya.

Selain itu ada nara sumber sejarawan Kalsel Drs H Wajedi Amberi, dari Korem 101 Antasari dan Kesbangpol Kalsel.

Daftar Tunggu Banyak

Sisi lain diketahui, usulan sebelumnya Datu Kalampayan, belum masuk dalam lima nama Gelar Pahlawan Nasional, dan ini menurut Wajidi Amberi, bbukan ditolak, tapi daftar tunggu banyak.

Pada momen Hari Pahlawan Nasional di era Presiden Joko Widodo menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia.

Gelar pada waktu itu lima tokoh yang dipilih berdasarkan usulan masyarakat dan telah melalui sejumlah proses seleksi.

Ada lima tokoh yang diberi gelar Pahlawan Nasional tersebut adalah

  1. DR dr HR Soeharto dari Jawa Tengah
  2. KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989
  3. dr Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat
  4. H Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara
  5. KH Ahmad Sanusi dari Jawa Barat

Dari semua, tidak ada nama Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Padahal sebelumnya dari DHD 45 Probinsi Kalsel sudah melaksanakan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Baca Juga :  DPRD Kalsel Soroti Silpa Tahun 2024 Triliunan Rupiah

Bahkan dari hasil seminar itu, pihak panitia mengusulkan agar Datu Kalampayan di usulkan sebagai Pahlawan Nasional.

Terkait hal itu, Ketua Tim Pengusul Dalam Seminar Nasional waktu itu Wajidi Amberi mengatakan, selama belum ada surat dari Kementerian Sosial tentang calon yang diusulkan maka tidak memenuhi syarat.

“Karena tidak memenuhi kriteria pahlawan nasional, dan tidak termasuk yang terpilih pada tahun 2022 ini, maka bukan berarti Datu Kalampayan sebagai calon ditolak,” ujarnya.

Peneliti Ahli Madya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel ini menjelaskan, daftar tunggu calon pahlawan nasional banyak.

Setiap tahun selalu ada masuk usulan dari berbagai provinsi yang mana masing-masing provinsi pengusul berargumen calon yang mereka usulkan, punya kans untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Tiap tahun Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) bersidang, dan hasilnya disampaikan kepada presiden.

Presiden punya hak prerogatif dalam menetapkan nama dan jumlah calon yang ditetapkan.

“Beliau pernah menetapkan 1 orang dari beberapa nama yang disampaikan TP2GP, pernah juga 3 orang dan tahun ini 5,” ujarnya.

Sedikitnya jumlah yang ditetapkan, tentu saja jumlah daftar tunggu bertambah.

Presiden dengan mempertimbangkan masukan akan melihat skala prioritas dalam sudut pandang politik kebangsaan, salah satunya boleh jadi akan memprioritaskan daerah yang belum atau sedikit pahlawan nasional, dan hal-hal lain.

pada tahun 2015 Kalsel mengusulkan PM Noor sebagai calon pahlawan nasional, namun baru pada tahun 2018 mendapat penetapan dari presiden.

“Rentang waktu 2016-2017 tidak ada satu pun keputusan dari Kemensos tentang status PM Noor.

Artinya tak terpilih pada tahun 2016, 2017 bukan berarti PM Noor ditolak,” ujarnya.

“Nah, begitupula harapan kita dengan Datu Kelampayan, tak terpilih tahun ini bukan berarti ditolak/atau tidak memenuhi syarat, hanya saja Datu Kalampayan belum termasuk yang ditetapkan oleh presiden,” ucapnya. (*/ful/K-2)

Iklan
Iklan