Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalsel

Ini Kiat BPBD Kalsel Cegah Banjir dan Tekan Terjadinya Karhutla di Musim Kemarau

×

Ini Kiat BPBD Kalsel Cegah Banjir dan Tekan Terjadinya Karhutla di Musim Kemarau

Sebarkan artikel ini
IMG 20250209 WA0019 e1739078960631
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Bambang Dedy Mulyadi saat berbincang dalam Cloteh Sukhro. (Kalimantanpost.com/ful)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dua bencana alam sering menghinggapi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sepanjang tahun. Dua musibah di Banua itu yaitu banjir pada musim penghujan dan kebakaran hutan (Karhutla) disaat musim kemarau.

Kondisi alam yang ‘kurang bersahabat’ di dua musim tersebut membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel dibuat super sibuk menanggulanginya baik pencegahan maupun membantu masyarakat yang terkena dampaknya.

Baca Koran

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Bambang Dedy Mulyadi pun bercerita bagaimana perjuangan timnya saat terjadi Karhutla di Kalsel.

“Menangani bencana alam tidak bisa setengah-setengah menanganinya,” cerita Bambang saat bercerita di Celoteh Sukro beberapa waktu lalu.

Dampak yang ditimbulkan dari Karhutla bukan hanya menyebabkan penyakit ISPA di masyarakat, juga ekonomi hingga mengganggu penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor.

“Di tahun 2023 lalu, Karhutla yang terjadi ring 1 di dekat Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru cukup luas hingga sedikit mengganggu penerbangan,” ujarnya.

Waktu itu, lanjut mantan wartawan salah satu media di Banjarmasin ini, agak lambat menanganinya dan belum menemukan model migitasi yang pas untuk mencegah perluasan kebakaran.

“Saya yang baru bergabung BPBD Kalsel menyarankan melakukan pembasahan lahan gambut dan meminjam pesawat helikopter ke BPBD pusat untuk meminjam helikopter “water bombing” memadamkan api yang membakar lahan terbakar,” ujarnya.

Sudah tahu model migitasi yang tepat, lanjut Bambang, sewaktu BMKG mengabarkan di bulan April tahun 2024 akan terjadi El Nino dengan cuaca ekstrim yang bakal berdampak terjadinya karhutla. Pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pembasahan lahan gambut di ring satu sekitar Bandara Syamsuddin dan akhir bisa ditekan penyebaran Karhutla hingga mendapat apresiasi pemerintah pusat.

Baca Juga :  Lomba Baca Puisi HPN 2025 Kalsel: Perkuat Tradisi Sastra di Dunia Jurnalistik

Menurut Bambang, dalam upaya mencegah penyebaran kebakaran lahan terutama dengan pembasahan lahan bukan tidak ada masalah Problemnya waktu itu belum bisa mengeluarkan namanya anggaran belanja tak terduga agar armada mobil bisa operasional untuk pembasahan tadi.

“Saya pun mengontak teman dari Pertamina agar bisa ngebon’ dulu untuk beli bensin dan akhirnya disetujui. Akhirnya pembasahan lahan bisa dijalankan dan kebakaran hutan dan lahan tak menyebar,” paparnya.

Penerbangan saat itu pun akhirnya bisa berjalan normal.

Sebaliknya, ujar Bambang di musim penghujan terjadi curah hujan cukup tinggi yang terjadi sejak Desember lalu dan diperkirakan hingga bulan April 2025 yang menyebabkan beberapa daerah di Kalsel termasuk Banjarmasin terjadi banjir musiman.

Menurut Bambang, ada dua pola penanganannya yaitu mitigasi struktural dan non struktural.

“Migitasi struktural salah satunya upaya pemerintah daerah daerah membangun bendungan air dan itu perlu waktu cukup lama,” paparnya.

Nah, saat ini terjadi musibah banjir perlu langkah kongrit, cepat dan efektif supaya banjir tak terjadi seperti tahun 2021 lalu. Jadi perlu dilakukan migitasi non struktural.

Langkah cepat Gubernur Kalsel, H Muhidin mengusulkan bantuan pentingnya Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) agar hujan berkurang di Kalsel.

“Alhamdulillah usulan Pak Gubernur direspon cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hasilnya, sejak OMC dilaksanakan selama dua hari 29 dan 30 Januari kemarin, intensitas hujan di Kalsel cenderung menurun,” terang Bsmbang.

Dijelaskannya, kegiatan OMC merupakan salah satu bentuk upaya mitigasi yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi dampak dan potensi bencana, salah satunya ancaman banjir akibat tingginya intensitas curah hujan. Polanya yaitu melakukan penyemaian pada awan-awan yang berpotensi hujan, agar terjadi hujan sebelum masuk di daerah daerah yang rawan banjir akibat curah hujan tinggi.

Baca Juga :  HUT JMSI Ke-5 Meriahkan HPN 2025 di Kalsel, Ibnu Sina Apresiasi Perjalan Media Siber di Indonesia

Berdasarkan pengamatan dalam beberapa hari terakhir sebut, PNS penerima Anugerah ASN Award 2024 Kalsel ini, pada OMC kemarin secara umum awan-awan terutama yang berada di daerah pesisir Selatan Kalsel diusahakan agar tidak turun hujan di daratan Kalsel.

“Alhamdulillah berdasarkan analisa BMKG cukup mengurangi potensi hujan yang berasal dari awan awan di bagian selatan, walaupun tidak dapat melingkupi seluruh wilayah Kalsel, namun masih dapat memberi dampak cukup untuk mengurangi risiko banjir,” ujarnya.

“Idealnya operasi modifikasi cuaca dilakukan lebih lama agar mendapat hasil yg lebih maksimal,” paparnya.

Namun, untuk biaya sekali operasi OMC cukup besar Rp 400 juta. Untungnya, biayanya dibantu pemerintah pusat melalui APBN. “Gubernur Kalsel H Muhidin dalam usulan surat kepada Kepala BNPB juga mengharapkan agar pelaksanaan OMC kembali digelar di langit Kalsel,” pungkasnya. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan