Penandatangan Kerjasama STAHN Tampung Penyang dengan beberapa PTN Agama luar Kalteng. KP/DRT.
Palangka Raya. KP –– Sebagai pemateri utama atau keynot speaker dalam seminar Agama dan Pendidikan Agama era modern, Claudia Hoffman mengemukakan pentingnya Pendidikan agama agar terjaganya toleransi antar umat beragama.
Pasalnya melalui pendidikan agama generasi muda memperoleh pengetahuan dan wawasannya agar berpikir, bersikap kritis dan toleran, katanya pada seminar sehari Senin (5/11).
Karena itu sejak tahun 1460 di Swiss telah berdiri Fakultas Teologi bagi umat Kristen di negaranya, dan kini tempatnya mengajar. Dalam pendidikan Agama Kristen sangat menekankan toleransi dan hidup dalam suasana damai.
Dari sejarahnya di Kalimantan agama Kristen lebih dari 100 tahun lalu mulai berkembang oleh misionaris Jerman dengan mengangkat 5 orang Dayak jadi pendeta. Sejak itu misi agama selalu mengedepankan kebersamaan dan toleransi.
Swiss memberikan jaminan kebebasan bagi warganya memeluk agama, Pemerintah bersikap netral soal agama, bahkan negara tak mengurus agama. Soal agama dan keyakinan bersifat sangat individual, dan dihormati setiap orang, paparnya.
Sehingga di negaranya tidak pernah terjadi konflik ditengah masyarakat terkait keyakinan seseorang. Sebab Pemerintah bersikap sekuler masalah agama.
Pada seminar internasional yang mengusung Religiun and Religious Postmodern Era yang dibuka oleh Rektor STAHN Tampung Penyang I.Ketut Subagiasta juga menampilkan dua pemateri lainnya terkait isu agama dan toleransi.
Pertama dari dosen senior bernama Faried Saenoy dari Victoria Wellington University Newcastle Zeland, dan I. Ketut Dokter dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Bali. Seminar juga diisi dengan penandatanganan kerjasama STAHN dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Jawa untuk meningkatkan SDM Perguruan tinggi Hindu negeri di Kalteng. (drt/k-8).