Banjarbaru, KP – Wakil Walikota Darmawan Jaya Setiawan menjadi pembina Apel Pembukaan Simulasi Keterampilan Aparat/Relawan Penanggulangan Bencana Tahun 2019, di lapangan parkir belakang GOR Rudi Resnawan, Kamis (17/10).
Hadir Plh Kepala BPBD Suriannoor Akhmad, relawan penanggulangan bencana. Simulasi pemadaman api tersebut diikuti juga TNI, Masyarakat Peduli Api (MPA) serta Pemadam Kebakaran (Damkar) Banjarbaru.
Wawali Darmawan Jaya mengatakan, tercatat 322 kejadian Karhutla di Banjarbaru dari Februari hingga Oktober 2019 ini. Titik kebakaran tersebar di beberapa kecamatan, terluas di Cempaka sekitar 211, 521 ha. Sedang untuk Landasan Ulin 204,159 ha, Liang Anggang 107,31 ha, Banjarbaru Selatan 31,263 ha dan Banjarbaru Utara 20,080 ha.
“Melalui sosialisasi ini diharap kian meningkatkan kapasitas kita dalam mengurangi dampak ditimbulkan bencana dengan mengedepankan pelayan publik yang lebih memproritaskan masyarakat,’’ katanya.
Walau hujan sudah mulai mengguyur Banjarbaru, namun kita tetap waspada, terutama mengawasi daerah-daerah rawan Karhutla, khususnya di Cempaka, Lingkar Utara, Landasan Ulin serta Liang Anggang.
“Masuknya musim penghujan juga harus diwaspadai bersama, karena seiring meningkatnya curah hujan, jumlah bencana juga diperkirakan meningkat, khususnya daerah rawan banjir, longsor dan puting beliung,’’ pesannya.
Wawali juga mengingatkan, cuaca ekstrem bersifat lokal, karena saat ini daerah aliran sungai makin kritis, kawasan resapan air berkurang, tingginya degradasi lingkungan dan semakin banyak permukiman yang berkembang tanpa memperhatikan dampak lingkungan, sehingga bisa menyebabkan banjir bandang atau air bah.
“Lewat sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat ini, kami berharap terwujud kesamaan pandang, gerak dan langkah guna meningkatkan kesiapsiagaan kita untuk berperan aktif melaksanakan fungsi rescue (penyelamatan) dalam rangka antisipasi berbagai bentuk bencana yang mungkin saja terjadi di Banjarbaru,’’ tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, Wawali menyaksikan pemasangan Alat Pemadaman Api Manual (APAM) serta mencoba menggunakannya. Menurutnya, alat ini terbilang simpel dan mudah digunakan, karena hanya memerlukan satu unit motor yang bisa distandar dua, ditambah tiga orang untuk mengendalikan alat.
“Tentunya alat ini akan kita kaji dan kembangkan lagi bersama BPBD. Semoga alat tersebut lebih memudahkan masyarakat dalam memadamkan api,’’ pungkasnya. (wan/K-5)