BANJARMASIN, KP – Ketua Dewan Komisiner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan kredit perbankkan se Kalimantan Selatan, tumbuh 6 persen tentunya, masih dibawah rata-rata nasional 9 persen, hal ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah bagi OJK Regional 9 Kalimantan Selatan.
Padahal sebenarnya potensi Kalsel untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat cukup luas mulai dari bagaimana kembali menghidupkan industri rotan yang merupakan ciri khas daerah, banyak sumber daya ikan, pertanian, tanpa harus mengandalkan tambang batubara maupun sawit yang musiman, kata Ketua Dewan Komisiner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso pada pelantikan dan Serah Terima Jabatan Kepala OJK Regional 9 Kalimantan, Regional IX Kalimantan dari Haryanto kepada Riza Aulia Ibrahim, di Mahligai Banjarmasin, Jumat, (1/11).
Begitu juga pembiayaanya dalam melakukan pengolahan aneka industri ngak perlu khawatir jika membutuhkan permodalan. Karena itulah perbankan siap membiayi dan bagaimana meningkatkan ekposenya yang peluang pasarnya sangat luar biasa terutama rotan, sehingga perlu dibangun sistim dan inovasi kedepan sehingga mampu menggerakan roda perekenomian.
Jadi, katanya, dengan inovasi baru ini tentu saja akan memudahkan para petani rotan atau ikan sejenisnya membantu kebingungan masyarakat jika panen ikan maupun rotan tak akan menjual langsung tetapi lebih dahulu diolah sehingga akan mendapatkan value atau nilai tambah bagi masyarakat.
Kemudian prioritas lainnya bagaimana mendorong masyarakat untuk akses di bidang keuangan dalam mendorong skema kredit keuangan mikro bagi masyarakat dan inilah yang akan menjadi prioritas bersama perbangkan dan membangun sinergi bersama pemangku kepentingan di daerah Kalsel.
“Selama ini kita hanya mengandalkan batubara, kalau bisa bisa membangun sistim inovasi lain sehingga perekonomian di daerah ini tumbuh,’’ungkap Wimboh Santoso.
Ditanya masih banyaknya investasi bodong yang kerap merugikan masyarakat, menurut Wimboh Santoso, otoritas Jasa Keuangan (OJK), berkewajiban melindungan komsumen maupun masyarakat dari investasi bodong.
Hal ini mengingat bahwa lembaga tersebut, berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi dengan sektor jasa dan keuangan.
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor saat menyaksikan serah terima jabatan tersebut, mengatakan untuk mencapai daya saing perekonomian, khususnya di Kalsel dibutuhkan dorongan dan kerjasama dalam melahirkan UKM yang tumbuh dan kuat juga handal. Bekerja secara independen tanpa ada yang mengintervensi, keberadaan OJK cukup vital untuk melindungi dari aktivitas jasa keuangan maupun investasi yang merugikan masyarakat.
Bahkan, saat ini, menurut Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel itu, banyak masyarakat yang tergoda dengan iming-iming bisnis lancar, keuntungan besar dan investasi se umur hidup, tanpa mengetahui latar belakang investasi tersebut.
“Sehingga banyak yang tertipu dengan investasi bodong yang meresahan masyarakat. Disinilah peran OJK hadir untuk meningkatkan literasi masyarakat,” demikian Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor. (vin/K-1)