Palangka Raya.KP – Dalammelindungi pengaruh pengaruh kurang baik barang koleksi museum terhadap pengunjung dan pegawai museum.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Mamapas Ramu (membersihkan )barang –barang yang berada di Museum Balanga Senin (11/11).
Kegiatan ritual dipimpin lima basir yakni Rubiadi sebagai Basir Upu (Pimpinan), Berto Basir Pangapit 1, Tambang Basir Pangapit 2, Frasiskus Widodo (Lawin Katil), dan Yunus juga sebagai Lawin Katil melakukan ritual adat Agama Kaharingan
Menurut Kepala Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Museum Balanga Malaki, kegiatan ritual tersebut dilakasanakan tiap tahun. Bentuk kegiatan mulai menyiapkan sesajen, dan pemberian sesajen dimuseum, dan ritual balian oleh basir.
“Ritual mamapas Museum untuk menjaga dan merawat barang koleksi yang ada di Museum untuk dipamerkan bagi pengunjung, diantaranya benda pusaka eks kerusuhan Sampit berbau etnis belasan tahun lalum,”katannya .
Lanjut, Benda eks kerusuhan dimaksud antara lain berupa mandau, tombak dan lainnya yang digunakan warga Dayak membela warganya dari serangan dan amukan musuhnya.
“Dipercaya benda eks kerusuhan milik pasukan Dayak itu masih memiliki roh penunggu, yang memerlukan pemeliharaan secara ritual, agar tidak berpengaruh buruk bagi pengunjung dan penjaga museum,” papar Malaki.
Hadir pada puncak acara mamapas Museum itu Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya GunturnTalajan, Rektor STAH-N I.Ketut, staf Ahli Gubernur Yuas Elko dan sejumlah pihak terkait.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Guntur Talajan menyatakan menyambut baik ritual mamapas Museum Balangan itu, yang tujuannya meningkatkan jumlah kunjungan ke Museum, dan wisatawan pada umumnya.
“Selain untuk menjaga ketentraman dan keamanan pengunjung dan penjaga museum ritual ini perlu terus dikembangkan guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kalteng dengan gelaran pameran museum,” katannya(drt k-8).
Sejumlah basir sedang melakukan ritual mamapas Museum.Balangan Kalteng. (kp/drt)