FOTO BERSAMA – Pelaku seni mamanda Sanggar Kariwaya Balangan. (KP/Ist)
Paringin, KP – Sebayak sepuluh sanggar kesenian dari berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk Sanggar Kariwaya dari Balangan ikuti perlombaan (festival, red) mamanda yang digelar dalam rangkaian Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) ke XV di Kabupaten Kotabaru. Gelarannya dilaksanakan disiring laut Kotabaru yang digelar selama dua malam berturut dari Selasa 6 dan 7 November 2018,
Sanggar Kariwaya Balangan yang sejak awal berdirinya fokus terhadap pelestarian kesenian Mamanda di Bumi Sanggam juga tak mau ketinggalan dalam ajang bergengsi ini dengan mengirimkan dua grup mamandanya, yaitu Sanggara Kariwaya dan Komunitas Anak Didik Kariwaya (ADIK).
Pada malam terakhir Festival Mamanda, Sanggar Kariwaya Balangan harus puas berada di posisi Penyaji Terpilih II atau Juara II. Kabupaten Kandangan mendapat Penyaji Terpilih III, dan Tanah Bumbu menjadi Penyaji Terpilih I.
Ketua Sanggar Kariwaya Balangan Safari mengucapkan rasa syukurnya, karena apa yang dipersembahkan dirinya dan kawan-kawan di atas panggung mendapatkan apresiasi yang bagus dari dewan juri.
Sebenarnya, kata Safari, pihaknya lebih memokuskan kepada komunitas binaan Kariwaya yaitu Komunitas ADIK. Dirinya berharap Komunitas ADIK lah yang bisa masuk menjadi juara.
“Penampilan ADIK sudah sangat bagus, kami berpikir meraka yang akan masuk menjadi juaranya, tapi malah kami yang tidak fokus pada posisi juara,” jelasnya.
Ditambahkan Safari, saat ini Kariwaya berfokus untuk mengenalkan kesenian Mamanda kepada generasi muda. Karena menurutnya kalau bukan para seniman mamandanya sendiri yang mengenalkan kesenian tradisi mamanda ini kepada generasi muda, dirinya takut kesenian asli Banjar ini akan ditinggalkan dan hilang.
“Kami salut dan bangga kepada para penggiat seni di Kotabaru, yang telah mengadakan kegiatan ini, semoga kesenian mamanda akan tetap lestari,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang juri Festival Mamanda, Agus S mengatakan dirinya bersyukur saat ini sudah banyak generasi muda ikut melestarikan kesenian tradisi Kalimantan Selatan ini. Ini sebagai tanda tongkat estapet pelestarian mamanda terus berjalan digenerasi muda.
“Alhamdulillah kesenian Mamanda yang sudah berumur satu abad lebih ini bisa terus eksis,” tuturnya.
Untuk pembagian hadiah sendiri, akan dilaksanakan pada malam penutupan Aruh Sastra Kalimantan Selatan ke XV di Siring Laut Kotabaru, yang akan diserahkan langsung oleh Bupati Kotabaru. (rel/K-6)