Kandangan, KP – Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Achmad Fikry menyerahkan penghargaan untuk 15 inovasi terbaik, dalam program ‘HSS Innovation Awards 2021’, Kamis (8/4/2021) di Pendopo Bupati HSS.
15 inovasi tersebut terbagi 5 kategori, yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan, Desa, masyarakat/kelompok umum, dan kategori teknologi tepat guna.
Total peserta yang mendafrtar dengan menginput secara daring sebanyak 154 inovasi. Kemudian dipilih 30 terbaik masuk tahapan wawancara dan presentasi.
Bupati HSS Achmad Fikry mengucapkan terimakasih, kepada ratusan inovator yang telah berpartisipasi dalam ajang tersebut, yang kemudian dipilih 15 terbaik. “(Inovasi) yang lain juga baik, tapi namanya seleksi ada terbaik dari yang terbaik,” ucapnya.
Bupati Achmad Fikry berharap, yang belum masuk penerima penghargaan dapat mengikuti kembali di tahun depan dengan perbaikan dan penyempurnaan.
Bupati senang dan bersyukur, inovasi yang dilakukan kebanyakan pelayanan yang menyentuh ke masyarakat langsung, serta tepat guna.
“Muaranya adalah inovasi dalam memberikan kemudahan pelayanan yang dirasakan masyarakat, dan bagian pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.
Achmad Fikry berujar, munculnya inovasi-inovasi dari kecamatan, desa, hingga individu merupakan dampak dari keikutsertaan Pemkab HSS dalam penghargaan inovasi secara nasional.
Ia mengatakan, kompetisi itu punya nilai cukup baik karena penjurian dari kementerian, provinsi, dan lokal karena ada unsur inovasi lokal. “Tidak ada kepentingan siapapun dalam penilaiannya,” ujarnya.
Kepala Dispera KPLH Kabupaten HSS Ronaldy Prana Putra, yang memperoleh inovasi terbaik kategori OPD menjelaskan, Detak PJU merupakan inovasi yang dilakukan berupa pelaporan kerusakan PJU untuk segera ditanggulangi.
Dispera KPLH menyediakan grup media sosial dengan nama ‘Detak PJU’, yang anggotanya terdiri camat, kepala desa, Ketua RT dan RW. Setiap permasalahan yang terjadi pada PJU, dapat ditanggulangi dengan segera.
Adanya inovasi tersebut, petugas PJU akan menerima laporan dan segera memperbaiki ke lokasi PJU yang bermasalah. Laporan diterima bisa dalam waktu 24 jam, penanganan dilakukan dari pukul 8.00 sampai 24.00 Wita, yang petugasnya terbagi dalam 3 shift kerja.
“Selain petugas dengan mobil skylift, juga ada yang menggunakan roda 2 untuk menyisir daerah kerusakan PJU. Serta tim drone yang melakukan monitoring di daerah perkotaan yang dianggap rawan,” terangnya.
Ronaldy mengungkapkan, inovasi tersebut sudah ada sejak tahun 2018 lalu, namun saat itu teknisnya belum sempurna seperti saat ini. Pihaknya juga menyediakan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk pelaporan terkait PJU. (tor/K-6)