Kotabaru, KP – Harga jual hasil pertanian dan perkebunan lokal di Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru anjlok, bahkan kalah bersaing dengan daerah lain.
Keluhan anjloknya hasil pertanian tersebut disampaikan warga Desa Gunung Ulin saat reses anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi di desa mereka, kemarin.
“Saya tidak enak dengar ini, karena warga bercocok tanam, namun tidak mendapatkan hasil yang memadai, mengingat harga jualnya anjlok,” kata Paman Yani, panggilan akrab Yani Helmi.
Bahkan hasil pertanian ini menjadi andalan warga setempat untuk mendapatkan penghasilan, namun gagal bersaing dengan produk serupa dari daerah lainnya, yang menguasai pendistribusian di pasar tradisional.
Paman Yani mengatakan akan segera menindaklanjuti masalah ini dengan memanggil SKPD, terkait untuk mencari solusi persoalan warga Desa Gunung Ulin.
Diantaranya, Dinas Perdagangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ketahanan Pangan hingga perkebunan di tingkat Kalsel ataupun kabupaten Kotabaru untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Setidaknya, kita bicarakan dulu jangan diam, malu hati juga kalau tidak disampaikan,” tegas politisi Partai Golkar.
Diakui, juga menginginkan adanya pola yang tepat agar hasil pertanian dan perkebunan milik masyarakat lokal di wilayah tersebut bisa mengusai pangsa pasar, minimal di daerahnya sendiri.
“Kita menginginkan agar hasil pertanian yang digarap warga mampu merajai pangsa pasar di wilayahnya, bahkan kota besar seperti di Banjarmasin,” jelas Paman Yani.
Ia menilai, meski dibantu dengan alat mesin pertanian (alsintan) dan mendapatkan bibit unggul terbaik, namun apabila tidak diberikan bimbingan serta penyuluhan maka hasilnya pun dipastikan juga tidak maksimal.
“Kita menginginkan agar petani tidak merugi dan mampu menjual hasil pertaniannya dengan harga baik, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VI, yakni Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Selain itu, Pemkab Kotabaru diharapkan memiliki mindset (pemikiran) bagaimana mengakomodir petani di wilayah ini, agar produk lokal bisa menembus ke Kota Banjarmasin.
Salah seorang warga Desa Gunung Ulin, Abdul Wahid membenarkan adanya hal tersebut, karena hasil pertanian yang ada berasal dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut bahkan provinsi lain seperti Sulawesi.
“Jadi harga jual sayur mayur dari Desa Gunung Ulin sering mengalami kerugian,” tambah Abdul Wahid.
Diharapkan, agar pemerintah bisa memberikan perhatian untuk menyelesaian permasalahan tersebut, baik dalam bentuk strategi penjualan, penyuluhan secara berkala maupun menjaga kualitas sampai dengan teknik pembibitan yang benar.
“Inilah kendala petani, karena kalau distribusi pertanian dari daerah lain masuk, maka hasil pertanian tidak laku, bahkan terpaksa dibuang, karena busuk,” ujar perwakilan petani Desa Gunung Ulin.
Kepala Dusun Desa Gunung Ulin, Syahrin menyebutkan, dari ratusan lebih masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, aktivitas warga di Desa Gunung Ulin, mayoritas adalah petani dan mengelola perkebunan.
“Namun, setiap kali panen, harga yang mereka jual rata-rata selalu mengalami kerugian hingga anjlok di pasaran,” ungkap Syahrin. (lyn)