Banjarmasin, KP – Menjelang Idul Adha 1442 H, yang tinggal hitungan hari pedagang hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Basirih mengeluh. Pasalnya, omzet penjualan sapi dan kambing diprediksi seperti tahun lalu menurun cukup drastis.
Padahal, menjelang beberapa hari tibanya Hari Raya Idul Adha, biasanya sudah banyak menerima pesanan sapi , kambing maupun kerbau untuk melaksanakan ibadah qurban.
” Namun sama seperti tahun Hari Raya Kurban tahun 1441 H tahun lalu, pada Hari Kurban tahun 1442 H ini diprediksi juga menurun,” kata salah seorang pengusaha hewan kurban di Banjarmasin, Budi Wijaya.
Dihubungi {KP} Senin (12/7/2021( kemarin, Budi Wijaya mengatakan, kurangnya animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah qurban diprediksi dipengaruhi akibat masih mewabahnya pandemi virus corona (Covid-19).
Hal itu ujarnya, terkait himbauan pemerintah dimana untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dalam pelaksanaan ibadah kurban tahun ini warga atau panitia pelaksana ibadah kurban wajib menerapkan protokol kesehatan.
“Terakhir dari tanggal 12 hingga 20 Juli dilaksanakan Penetapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ujarnya.
Disebutkan , menjelang sepekan Hari Raya Idul Adha tahun ini yang tinggal sepekan lagi masih belum banyak menerima pesanan hewan kurban.
” Penurunan permintaan hewan kurban tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya atau sebelum pandemi diperkirakan mencapai 40 sampai 50 persen dibandi,” ujar Budi Wijaya mantan Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin priode 2014- 2019 ini.
Ia mengatakan, membandingkan sebelum pandemi virus corona (Covid-19) menjelang Hari Raya Idul Adha pesanan atau permintaan hewan kurban cukup banyak,. Baik dari RT, kelompok yasinan, ormas, organisasi partai politik, perusahaan swasta, maupun dalam memenuhi permintaan warga secara perorangan.
“ Namun sampai hingga saat ini sebagian tidak memesan lagi,” katanya, seraya mengemukakan, setiap tahun biasanya menjelang Hari Raya Idul Adha ia mendapatkan pesanan tidak kurang hingga 100 ekor hewan kurban, kebanyakan hewan sapi dari berbagai jenis.
Kembali Budi mengatakan, kemungkinan faktor ekonomi akibat dampak pandemi corona menjadi salah satu penyebab kurangnya minat warga untuk melaksanakan ibadah kurban. Belum lagi tandasnya, saat pemotongan hewan qurban sebagaimana diingatkan pemerintah harus mengikuti protokol kesehatan.
Untuk harganya sendiri, Budi mengatakan tiap jenis sapi bervariasi berkisar antara 13,5 juta hingga 25 juta tiap ekornya. Bahkan juga tersedia kerbau bule (albino) dan sapi limosin atau sapi Australia.
Lebih jauh Budi Wijaya mengemukakan, setiap hewan kurban yang didatangkan dari luar Kalsel terlebih dahulu melalui pemeriksaaan kesehatan hewan secara ketat dan wajib menjalani karantina selama dua hari sebelumnya masuk RPH.
“ Selama di RPH pun pakan hewan kurban ini tetap kami jaga kualitasnya. Insya Allah semua hewan di sini sehat semuanya ,” ujarnya. (nid/K-3)