Banjarmasin, KP – Rencana penyediaan tempat Isolasi Terpusat (Isoter) untuk warga yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) terus dimatangkan.
Baru-baru tadi, Dinkes beserta BPBD dan Dinsos Kota Banjarmasin sudah melakukan kunjungan untuk melihat kondisi gedung yang bakal jadi lokasi isoter tersebut.
Pemko Banjarmasin, berencana memakai gedung milik Kementerian Sosial (Mensos) RI, yakni gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS).
Tepatnya berlokasi di Jalan Batu Besar, kawasan Kompleks Mulawarman, di Rt 33.
Ketua Rt setempat, M Nor Hasim mengharapkan, bila kelak gedung itu benar-benar digunakan sebagai tempat Isoter, pengawasan ketat mesti diterapkan kepada penghuninya.
“Ada penjagaan. Perlu dibedakan yang mana warga isoman yang mana pengunjung. Keluar masuknya benar-benar dikontrol secara ketat,” pintanya.
Bukan tanpa alasan. Mengingat lokasi tempat Isoter berada juga merupakan pemukiman padat penduduk. Kemudian juga terdapat banyaknya fasilitas pendidikan.
“Kalau keluar masuk tak ada yang mengetahui, itu berbahaya. Mereka yang menghuni harus benar-benar terdaftar dan benar-benar diawasi,” tekannya.
Hasim lantas membeberkan, di Rt yang ditanganinya saat ini saja sudah masuk dalam zona oranye. Lantaran setidaknya ada enam hingga tujuh warga yang sedang menjalani isoman.
“Yang meninggal karena COVID-19 sudah ada empat orang. Jadi ya kami minta pengawasannya nanti benar-benar ditekankan. Protokol kesehatan (prokes) juga harus ketat,” tambahnya.
Ditanya apakah ada sosialisasi pemko melalui instansi terkait kepada warga, terkait pemakaian gedung tersebut sebagai isoter, Hasim mengaku belum ada.
“Belum. Tapi beberapa waktu lalu, sudah ada rapat bersama Wali Kota,” ucapnya.
Di dalam rapat, Hasim membeberkan selain meminta pengawasan yang diperketat juga meminta agar segera disosialisasikan. Minimal paling tidak menurutnya ada surat pemberitahuan.
“Yang ditandatangani langsung oleh dinas terkait danbdiketahui oleh Wali Kota. Jangan sampai seperti yang sudah-sudah, ketika berjalan malah ribut,” tegasnya.
Lantas, bagaimana dengan warga sekitar? apakah mereka sudah menyetujui dengan adanya rencana isoter di lingkungan mereka.
Saat dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi mengaku bahwa pihaknya akan segera mengkomunikasikannya kepada warga sekitar.
Machli menjamin, tidak akan terjadi penularan COVID-19 ke masyarakat, setelah BBPPKS itu nantinya resmi dijadikan sebagai Isoter.
“Situasinya dalam keadaan darurat, kami berharap dukungan dari masyarakat. Yang dirujuk ke Isoter hanya warga yang tidak bergejala, bukan merawat orang sakit,” tegasnya.
Ia menargetkan, gedung Isoter sudah bisa digunakan paling lambat dalam 10 hari ke depan. Lantaran saat ini perlu menghitung anggaran yang diperlukan.
“Kami lihat dulu kemampuan keuangan daerah. Kalau biayanya besar akan kita cari solusinya,” tutupnya. (Zak/KPO-1)