Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

Sektor Pariwisata Serius Genjot PAD

×

Sektor Pariwisata Serius Genjot PAD

Sebarkan artikel ini
HAL 9 3 kLM Pariwisata
BELUM TAHU - Pelaku wisata dan warga yang belum mengetahui adanya rencana penarikan retribusi. (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan olahraga tampaknya betul-betul bakal digenjot.

Kepala Disbudparpora Banjarmasin, Iwan Fitriady mengatakan, seperti halnya fasilitas olahraga yang disediakan, perahu atau kelotok wisata yang memasuki kawasan wisata pun, bakal ditarik retribusi.

Baca Koran

Ambil contoh, kelotok wisata di kawasan Siring Martapura, di Jalan Kapten Pierre Tendean dan Maskot Patung Bekantan itu.

Iwan menyebut, nominal retribusi per hari yang mesti dibayarkan para pemilik kelotok alias motoris, yakni Rp 2 ribu.

Nominal yang agak sedikit berbeda dengan apa yang tertuang dalam Perwali Nomor 102 Tahun 2022. Yang mana, nominal retribusi yang dibayarkan setiap harinya, sebesar Rp5 ribu per unit.

“Sepertinya sudah disepakati oleh para pemilik kelotok wisata,” saat dihubungi awak media, Selasa (4/10) siang

“Kami rasa sangat tidak memberatkan. Kami juga tidak mau tempat wisata yang sudah baik, justru semakin menurun tingkat kunjungannya,” tambahnya.

Lantas, bagaimana tanggapan para motoris?

Saat ditemui, Ketua Koperasi Maju Karya Bersama, Supiani Yanto, mengaku tidak mengetahui adanya perwali yang dimaksud oleh Kadisbudporapar tersebut.

“Tak ada sosialisasi bahwa akan ditarik retribusi,” ujarnya, pada awak media di kawasan Siring Maskot Patung Bekantan.

Ia mengaku keberatan apabila penarikan retribusi justru dilakukan apabila kelotok justru tidak beroperasi. Alias, hanya sekedar mangkal.”Kasihan para motoris di sini,” ujarnya.

Akan tetapi, ia mengatakan pihaknya akan menyetujui adanya retribusi itu apabila biaya yang dibayarkan tetjangkau.

Lalu, hasilnya juga kembali pada pihaknya. Ambil contoh, bisa melalui peremajaan atau perbaikan hingga penyediaan dermaga. Atau minimal, membuatkan tiang untuk menambatkan kapal.

“Penambat yang ada ini kan kami membuatnya sendiri. Dananya, disisihkan dari penghasilan yang didapat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemprov dan DPRD Kalsel Sukseskan Program Gizi Nasional

“Intinya, saya rasa para anggota atau motoris tak akan keberatan. Asalkan tidak memberatkan dan hasilnya juga kembali pada kami,” tutupnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Febrin. Pemuda asal Kecamatan Banjarmasin Barat, itu biasa menggunakan lapangan basket di kawasan Maskot Taman Bekantan untuk berlatih bersama rekan-rekannya.

Ia bilang, setahunya sosialisasi secara langsung belum pernah dilakukan oleh dinas terkait. Ia mengaku tahu kabar hanya dari selebaran yang ditempel di riang ring basket.

“Ketika saya datang ke lapangan ini, tahu-tahu ada pemberitahuan ini,” ujarnya, kemarin (3/9).

“Benar atau tidaknya, saya belum tahu. Tapi rekan-rekan saya yang biasa main basket di sini, memang sudah ribut-ribut karena bakar ada penarikan retribusi,” ungkapnya.

“Saya rasa, bakal banyak yang kurang setuju. Kecuali biayanya sangat terjangkau, dan bisa memakai sepuasnya,” pungkasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan