Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Mengawal Pembangunan Kota Banjarmasin, Infrastruktur Berbasis Kewilayahan

×

Mengawal Pembangunan Kota Banjarmasin, Infrastruktur Berbasis Kewilayahan

Sebarkan artikel ini
1000049396 scaled

Oleh Sukhrowardi

Banjarmasin, KP – Sesuai target yang diberikan kepada pelaksana kerja Jembatan Sulawesi atau yang lebih dikenaĺ Jembatan Pelamangan, dengan panjang grider melengkung 30 meter dan lebar 8 meter kini tinggal menghitung hari untuk diresmikan pemakaiannya. Direncanakan akhir Desember sudah selesai pekerjaan dan dapat dinikmat terutama untuk warga Banjarmasin Utara dan warga Banjarmasin Timur.

Baca Koran

Pengerjaan jembatan ini sempat tertunda akibat lambatnya pelaksanaan lelang dan anggaran bantuan pusat, ditambah akibat adanya pandemi Covid-19 yang semua kegiatan pembangunan di-reposing untuk mengatasi pandemi selama masa waktu 2,5 tahun.

Konsistensi pemerintah kota di bawah kepemimpinan IBNU-HERMAN, sekarang IBNU-ARIFIN membangug infrastruktur berbasis kewilayahan seperti Jembatan Bromo. Jembatan Gerilya dan Jembatan HKSN, serta jembatan kembar Jembatan Sulawesi atau Pelamangan Utara dan Tengah, tentu berkat dukungan sinergi dengan legislatif periode 2019 sd 2024 yang mempunyai visi yang sama, bahwa Banjarmasin kota yang memiliki luas wilayah 92 km dan berbatasan Kabupaten Batola dan Banjar juga sebagai lintas Provinsi Kalteng tentu menjadi kaharusan membuka diri dan terdesak transportasi daratnya oleh kemacetan. Kota Banjarmasin juga berperan strategis untuk kegiatan perekonomian wilayah Kalsel ditopang adanya pelabuhan laut nasional dan internasional Trisakti.

Jembatan Sulawesai atau lebih familiar disebut sebagai jembatan pelamangan di era zaman 90, selama ini fungsi memperlancar transpotasi antarwilayah, Juga juga desain.untuk mendukung kawasan Mesjid Jami yang berdiri sejak lama, sebuah mesjid tua dengan arsitektur Banjar asli. Dan banyak ulama-ulama kondang di zamannya, sebut saja almarhum KH Hanafi Gobet, KH Usman.Abdulah, KH Kastalani, Guru Tani, KH Zunaidi hingga jamaahnya ribuan. Disetiap ceramah malam Jumat dan minggu, yakni KH Juhdian Noor yang familar disapa Guru Zuhdi yang wafat dalam usia sangat muda di tengah umat rindu akan ulama sejuta umat KH Zaini atau guru Ijai yang wafat duluan.

Baca Juga :  Tak Kelola Limbah, Pemko Beri Sanksi Pelaku Ekraf di Banjarmasin
1000049400 scaled

Dengan selesainya Jembatan Kembar Sulawesi ini menambah indah dan teraturnya kawasan Mesjid Jami, dapat benar-benar mendukung terwujudnya kawasan wisata relegi yang sekarang pedestirian jalan dan toko-toko pakain dan kuliner di pinggir jalan lebih tertata rapi. Begitu juga dari jembatan pertama arah Kampung Arab menyeberang kawasan Antasan Kecil Timur, dimana sepeninggal guru Juhdi yang sekarang makam beliau menjadi kunjungan peziarah dari berbagai daerah, menjadi terbuka dari kemecaten.


Kita berharap dan terus mengawal pembangunan Pemerintah Kota Banjarmasin mewujudkan kawasan Mesjid Jami benar-benar menjadi kawasan religi, dimana majelis zikir atau pengajian rutin oleh ustad penerus, dan masih ada KH Husin.Nafarin Ketua MUI Kalsel dengan sekolah agama STIH-nya berjalan dan berkembang dipenuhi para santrinya melaksanakan aktivitas di sana.


Di samping rumah-rumah di pinggir sungai, tepi jembatan sungai Jembatan Kembar Sulawesi akan segera ditata sehingga sungai yang di kawasan Mesjid Jami pintu masuk menuju Pasar Terapung Muara Kuin menjadi lebar, kembali seperti di zaman tahun 1980-an hingga tahun 1990-an. Banjarmasin Utara dan sekitarnya diharapkan juga terbebas dari genangan air alias calap dan banjir di musim penghujan tiba. (KPO-1)

Penulis, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Banjarmasin

Iklan
Iklan