USAI menghadiri puncak peringatan Hari Jadi ke- 63 Kabupaten Barito Kuala, Kamis (5/1) di Marabahan, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor atau Paman Birin melakukan ziarah ke makam Datu Abdussamad di Kota Marabahan.
Kedatangan Paman Birin di Makam Syekh Abdussamad bin Mufti Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Kelampayan yang didampingi KH Wildan Salman dan Pj. Bupati Batola Mujiat disambut pengelola kubah, KH Asqalani, buyut dari Datu H. Abdussamad.
Usai melakukan pembacaan tahlil dan doa di area makam, rombongan langsung bersilaturahmi dengan KH Asqalani di kediamannya.
Sekilas tentang Datu H. Abdussamad yang makamnya banyak dikunjungi peziarah setiap hari ini, ibunya adalah orang Dayak Bekumpai asli yang dinikahi oleh anak syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang bernama Mufti Jamaluddin.
Dialah yang berperan besar dalam Islamisasi Dayak Bakumpai dan kawasan pesisir Sungai Barito.
Di Marabahan, Kubah Datu H Abdussamad menjadi salah satu tempat wisata religi. Setiap akhir pekan selalu ramai penziarah.
Terletak di Jalan Veteran Kecamatan Marabahan atau Lebu Bentok, Kubah Datu H Abdussamad tidak luput dari penziarah. Tidak hanya dari Marabahan saja, tetapi juga dari Kabupaten lainnya.
Datu H Abdussamad bagi warga Marabahan sudah tidak asing.
Beliau merupakan penyebar agama Islam ke berbagai pelosok daerah. Terutama di Marabahan.
Datu H Abdussamad merupakan cucu dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan.
Anak dari Mufti H Jamaluddin. Dilahirkan di Kampung Panghulu Bakumpai pada malam Ahad 24 Zulqidah 1237 Hijriyah (12 Agustus 1822).
Datu H. Abdussamad Al Banjari atau juga disebut Datuk Bakumpai merupakan salah seorang tokoh ulama yang tinggal dan bermakam di Veteran, Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel.
Dia juga salah seorang dzuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan, yang bermakam di Desa Kelampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar.
Semasa hidup, Datuk Bakumpai selalu berpesan kepada para muridnya, jangan sampai berhenti mengajarkan ilmu yang pernah dia sampaikan.
Datu Bakumpai atau Syekh Abdussamad Al Banjari lahir tahun 1222 hijriah dan wafat pada 13 safar 1302 hijriah di usia 80 tahun.
Salah satu wasiatnya adalah jangan pernah berhenti untuk mengajarkan apa yang sudah dia ajarkan.
Datu Bakumpai atau Syekh Abdussamad Al Banjari semasa hidup pernah menimba ilmu ke Makkah, kemudian pulang ke kamapung halaman pada tahun 1913 ke Marabahan. Setelah kembali dari Makkah, Syekh Abdussamad pernah mengajar di daerah hulu sungai, Barito Selatan hingga Barito Utara. (adv/K-2)