SOLO, kalimantanpost.com – Setelah Ganjar Pranowo diusung PDI Perjuangan diusung sebagai calon Presiden 2024 mendatang, timbul pertanyaan siapa yang bakal mendampinginya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut sejumlah nama tokoh politik yang berpotensi mendampingi bakal calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo.
“Kok tanya saya, banyak (yang cocok, red.). Ada Pak Erick, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga,” katanya usai menjalankan shalat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Disinggung nama Prabowo Subianto, ia tidak menutup kemungkinan tersebut. “Termasuk Pak Prabowo, nanti juga segera cawapresnya ketemu,” katanya.
Bahkan, kata Jokowi, akan ada pertemuan dengan Prabowo yang dilakukan siang ini.
“Nanti siang ketemu, beliau mau ke rumah,” katanya.
Ia mengatakan mengenai cawapres yang akan diusung untuk mendampingi Ganjar akan diputuskan mendatang.
“Satu per satu. Calonnya sudah semakin jelas siapa capresnya, tinggal menunggu cawapresnya,” kata Jokowi.
Sementara itu, Ganjar yang terlihat mendampingi Presiden Jokowi memberikan sedikit tanggapan terkait dirinya yang diusung PDIP sebagai capres.
“Sudah jelas semuanya kemarin kok. Bu Mega sudah ngumumin, seluruh DPP ada, saya pulang nderekke (mengantarkan) Pak Jokowi,” katanya.
Ganjar Pranowo mengatakan siap dipasangkan dengan siapa pun tokoh yang memiliki visi sama sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pasangannya untuk Pilpres 2024.
“Setelah Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati memutuskan capres, baru tahap awal. Jadi, cerita (bakal calon) wakil presiden menunggu kerja sama antara partai. Tentunya dari PDI Perjuangan telah menyiapkan beberapa calon, termasuk Pak Presiden Jokowi ikut bergabung diskusi soal itu. Jadi, sabar dulu saja,” katanya.
Ganjar mengaku belum tahu pasti soal nama-nama bakal capres pendampingnya. PDI Perjuangan pasti akan mempertimbangkan, tambahnya, karena negara ini terlalu besar untuk diurus sendiri.
Berbagai kerja sama diperlukan, khususnya dengan elemen masyarakat dan partai karena konstitusional, bakal capres dan cawapres diusulkan oleh partai atau gabungan partai politik.
“Soal partai yang koalisi, kita tunggu sebentar lagi, soal cawapres yang dapat bekerja sama dan mempunyai visi yang sama. Pekerjaan rumah kita tidak mudah, bukan hanya UUD 1945 sebagai satu visi panjang negeri ini, yang mesti dibereskan. Lalu, nilai-nilai yang ada dalam konstitusi yang mesti kita taati,” jelas Ganjar.
Ganjar mengatakan pembangunan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi mesti dilanjutkan.
Ganjar menceritakan saat dirinya pulang ke Jawa Tengah menemani Presiden Jokowi, Jumat (21/4), dia mendapat cerita selama di penerbangan selama 50 menit tentang bagaimana Jokowi melakukan lompatan dan akselerasi.
“Satu cerita hilirisasi saja sebenarnya bisa menaikkan ekonomi lompatan ekonomi yang besar. Saya harus menjaga ini. Jadi, kami jaga dan kami lanjutkan. Banyak agenda itu yang harus disiapkan, sehingga pasangan cawapres diharapkan satu visi, mempunyai komitmen yang sama untuk melaksanakan amanat ini,” kata Ganjar.
Dia pun mengaku siap dipasangkan dengan siapa saja selama memiliki visi dan misi yang sama untuk pembangunan Indonesia.
“Saya siap dipasangkan siapa saja, tetapi pasti ada perhitungan-perhitungannya. Cawapres apakah dari partai atau tidak itu bagian dari diskusi yang panjang; yang terpenting mempunyai visi yang sama, bagaimana menjaga republik ini, dasar konstitusi yang dipegang yang menjadi komitmen awal,” ujarnya. (Ant/KPO-3)