Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
HEADLINE

Tak Hanya Skill, Ternyata Ini Penyebab Utama Sulitnya Lulusan SMK dan Sarjana Mendapat Pekerjaan

×

Tak Hanya Skill, Ternyata Ini Penyebab Utama Sulitnya Lulusan SMK dan Sarjana Mendapat Pekerjaan

Sebarkan artikel ini
IMG 20231005 WA0023
Acara Fokus Group Discussion (FGD) Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah di Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Kamis (5/10/2023). (Kalimantanpost.com/Mau)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Cukup sulitnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat dan Politeknik maupun sarjana mencari pekerjaan, karena persyaratan yang wajib dipenuhi saat akan melamar pekerjaan.

“Sebenarnya skill lulusan SMK maupun Politeknik cukup bagus, tapi sewaktu akan melamar pekerjaan dicari pengalaman minimal 2 tahun,” ujar Ketua PWI Kalsel, Zainale Helmie dalam acara Fokus Group Discussion (FGD) Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah di Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Kamis (5/10/2023).

Baca Koran

Menurut dia, kalau setiap perusahaan saat menerima karyawan syaratnya seperti itu, sudah pasti lulusan, SMK, SMA sederajat maupun sarjana Poliban maupun perguruan tinggi bakalan taj dapat pekerjaan.

“Kita berharap perusahaan tidak memberikan syarat seperti itu lagi, sehingga lulusan SMK dan Politeknik yang punya skill cukup bagus bisa bekerja,” ucap Helmie.

Ditambahkannya, adanya Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah ini sangat bagus, sehingga bisa memecahkan persoalan ketenagaan kerjaan yang ada di Banua ini.

“Kami media akan mengawal program ini tiga tahun kedepan,” jelas Helmie.

Hardianto Abed nego
Wakil Ketua umum Kadin Provinsi Kalimantan Tengah menambahkan dirinya dengan latar belakang pengusaha sering mengalami dilema menerima karyawan.

“Ada pelamar operator yang tak punya sertifikat atau ijazah tapi punya keahlian dan terampil dibidangnya. Sebaliknya ada yang mau masuk kerja punya sertifikat tapi masih belum terampil. Otomatis kami kami memilih pelamar yang terampil dan ahli walau pun tak punya sertifikat atau ijazahnya rendah,” tandasnya.

Dr Kun Nusyaiful Priyo Pamungkas, S. Kom., M. Kom, dosen Politeknik Negeri Banjarmasin menjelaskan, kedepannya para lulusan perguruan tinggi sudav memiliki standar dunia usaha.

“Jadi, bila suatu perusahaan memerlukkan karyawan bisa terserap,” tegasnya.

Baca Juga :  ISWAMI Kirim Delegasi 15 Wartawan Malaysia Hadiri HPN 2025 di Banjarmasin

Selain itu, kata dia, perlunya ada riset sektor mana saja dari usaha yang menyerap tenaga kerja. “Jangan sampai nantinya kebijakan tidak sesuai data di lapangan,” jelasnya.

“Kita juga tak bisa melihat saat ini yang diperlukan dan ngetrend dunia digital, lalu fokusnya kesana. Kalau terlalu banyak, juga bakalan tak terserap. Masyarakat harus bisa melihat peluang lain untuk mempermudah dapat pekerjaan,” tegasnya.

Dalam diskusi ada lagi nara sumber Herry Azhar Pradana, SE,MB sebagai Peneliti pada Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Selatan, Mohammad Dedy yang mejabat Wakil Ketua Kadin Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Albertus Wahyu Indriyanta merupakan Direktur Utama Banjarmasin Post, sedangkan acara dipandu Hj. Diana Rosianti Hasan, S.Si dari Duta TV.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Daerah Provinsi Kalsel Muhammad Amin mengatakan prosentase penduduk bekerja berdasarkan pendidikan masih didominasi mereka yang tidak memiliki ijazah SD dan berijazah SD mencapai 44,56 persen, atau hampir separuhnya.

“Sedangkan yang memiliki ijazah SMP sederajat 20,86 persen, SMA 21,48 persen, SMK 3,72 persen dan perguruan tinggi 9,34 persen,” katanya.

Menurut Amin, salah satu merubah dan meningkatkan kualitas tenaga kerja di Kalsel melalui pendidikan vokasi baik itu SMK maupun Politeknik yang ada di Banua.

“Kita berharap tingkat pendidikan di daerah kita meningkat lagi dengan melanjutkan kejenjang SMK hingga perguruan tinggi,” tegasnya.

Selain itu, kata Amin, adanya Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk pengembangan Inovasi berbasis Potensi Daerah dari Kementerian Pendidikan, Kenudayaan, Riset dan Teknologi sangat di apresiasi pemerintan Provinsi Kalsel.

“Acara ini tujuannya untuk meningkatkan keterampilan pendidikan vokasi baik itu siswa SMK maupun mahasiswa Poliban di Kalsel,” tandasnya. (Mau/KPO-3)

Baca Juga :  Banjir Bandang Sebabkan Enam Warga Hilang

Foto

Iklan
Iklan