Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

SAMPAI KAPAN MENGEJAR DUNIA

×

SAMPAI KAPAN MENGEJAR DUNIA

Sebarkan artikel ini
1 ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah LC MA
Iklan

Oleh : Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah, Lc MA

Misi dan visi seseorang itu mendasari apa yang dilakukan seseorang., Misi nya bisa akhirat ataupun dunia atau campuran keduanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa bersama sahabat memohon supaya tidak dijadikan musibah dalam urusan agama.
“Ya Allah, Janganlah Engkau jadikan musibah yang menimpa kami dalam urusan agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan (harta dan kemewahan) dunia sebagai cita-cita kami yg paling besar, dan tujuan utama dari ilmu yg kami miliki.” HR Tirmidzi.

Baca Koran

Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah 2 hal.

  1. Meminta dijauhkan dari musibah agama

2 Jangan jadikan dunia sebagai puncak misinya
Jangan lihat penampilan saja bisa jadi orang kaya itu ambisinya akhirat dan orang miskin tujuannya dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Allah sangat membenci orang ja’dzari (orang sombong), Jawwadz (rakus lagi pelit), suka teriak di pasar (bertengkar berebut hak), bangkai di malam hari (tidur sampai pagi), keledai di siang hari (karena yang dipikir hanya makan), pintar masalah dunia, namun bodoh masalah akhirat.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya 72 – Al-Ihsan. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini dha’if, lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah, no. 2304. Adapun Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dalam tahqiq Shahih Ibnu Hibban menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih  sesuai syarat Muslim)
 Menyikapi dunia itu harus disikapi dengan ilmu tentang dunia.

Allah inginkan kita berada di bumi ini.
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
Al-Baqarah: 35-36
Kita punya waktu terbatas di bumi, kesenangan juga terbatas.. Karena kita bukan penduduk dunia untuk selamanya.

Dunia itu penjara bagi orang-orang yang beriman… Karena memang hidup itu ada aturannya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)


Allah berfirman supaya kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia.

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Qs Al Fathir ayat 5.

Baca Juga :  Gonta-ganti Kurikulum Karakter Generasi Semakin Baik?

Dunia itu bagai bayangan, selalu ada dekat kita, jadi tidak perlu dikejar..

Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma:
“Umar bin Khattab datang ketika beliau sedang tidur di atas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi. Sontak Umar pun berkata: “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini”.

Maka beliau pun bersabda: “Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu ia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian ia istirahat di sana lalu meninggalkannya” (HR. At Tirmidzi 2/60, Al Hakim 4/310, Ibnu Majah 2/526. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1/800).

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah ﷺ memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’ [dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)].”
HR Bukhari..

Ajak anak istri sekal-sekali tidur di tikar, naik angkot supaya tahu hakikat dunia.

Rasulullah ﷺ ingatkan kita tentang bahaya dunia, seperti hadits berikut ini.

Ketika Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa harta jizyah (pembayaran) , para sahabat kaum Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah ini. Maka merekapun berkumpul untuk menghadiri shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika telah selesai shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung keluar. Namun mereka berusaha merintangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika melihat mereka,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum kemudian berkata, “Saya mengira kalian telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah membawa sesuatu dari Bahrain?”
Mereka berkata, “Benar wahai Rasulullah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah,
bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku kahwatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari (6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)
Sudah punya 10 masih kurang 10 dst.. Untuk apa? Kalau untuk akhirat tidak apa-apa..
Allah berfirman,

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, QS Al Zalzalah:1-2
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga :  MENGGALI KEMAMPUAN DIRI

” Bumi mengeluarkan semua isi perutnya seperti piring-piring emas dan perak. Maka datanglah pembunuh, lalu ia mengatakan, “Karena inilah aku membunuh.” Dan datanglah orang yang memutuskan persaudaraan, lalu ia berkata, “Karena inilah aku memutuskan hubungan persaudaraan.” Dan datanglah pencuri, lalu berkata, “Karena inilah tanganku terpotong.” Kemudian mereka membiarkannya dan tidak mengambil.” HR Muslim.

Mereka tidak mengambil emas tersebut karena tidak berguna lagi.

Allah berfirman,
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.Qs Al Qasas ayat 77.


Allah beri harta kita buat cari akhirat..Dan jangan lupa bagian kita untuk dunia.

Dari Abu Ishaq Sa’ad bin Abi Waqqash Ia berkata: Rasulullah pernah datang menjengukku pada tahun haji wada’, karena aku sakit keras, kemudian aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya sakitku ini sangat keras sebagaimana engkau saksikan. Sedang aku mempunyai harta yang cukup banyak, sementara tidak ada seorangpun yang menjadi ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Apakah boleh aku sedekahkan dua per tiga hartaku?” Beliau menjawab, “Tidak”, kemudian kutanyakan, “Bagaimana kalau setengahnya?” Beliau menjawab “Tidak.” Lalu kutanyakan, “Bagaimana jika sepertiganya ya Rasulullah? Selanjutnya beliau bersabda, “Ya, sepertiga, dan sepertiga itu banyak atau besar. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kesusahan (miskin) seraya meminta-minta kepada orang.” HR Bukhari dan Muslim.

Jangan berbuat kerusakan maksudnya jangan berbuat maksiat kepada Allah.

Allah sebutkan sebab masuk neraka dalam ayat berikut,

Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepada kalian.”

Mereka (penghuni surga) menjawab, “Se­sungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,  (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka.” Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Qs Al A’raf : 50-51 Sebab mereka masuk neraka :

  1. Menjadikan agama sebagai bahan permainan. Tidak sedikit yang jadikan agama saat acara seremonial (pernikahan, kematian)
  2. Tertipu dengan dunia
    Jangan kuatir tidak bisa beli rumah di dunia namun usahakan untuk beli rumah di surga kelak.
    Semoga bermanfaat.
Iklan
Iklan