BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), sekaligus praktisi konservasi Bekantan Amalia Rezeki, kembali mendapatkan penghargaan di bidang lingkungan dari Pemerintah Kota Banjarmasin, melalui ajang penghargaan BAIMAN Award 2024, yang diserahkan bertepatan pada Peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11/2024 ).
Perempuan yang akrab disapa Amel ini tidaklah asing di dunia konservasi Bekantan (nasalis larvatus) karena sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai perempuan inspiratif di bidang lingkungan baik nasional maupun maupun internasional.
Amel pernah mendapatkan penghargaan Internasional ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 yang dilaksanakan di negara Kamboja dan Penghargaan Nasional dari Pemerintah Republik Indonesia berupa KALPATARU 2022 di Jakarta.
Perempuan penyelamat bekantan ini menerima penghargaan BAIMAN Award 2024 yang diserahkan oleh Ibnu Sina, Walikota Banjarmasin, di Balai Kota Banjarmasin yang dihadiri Forkompinda kota Banjarmasin serta para undangan lainnya.
“Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, atas Karunia dan Rahmat-Nya, hari ini saya diberikan penghargaan dari Pemerintah Kota Banjarmasin, yang diserahkan oleh Bapak H. Ibnu Sina, Walikota Banjarmasin. Suatu kehormatan yang tak terhingga bagi saya dan teman-teman dari SBI foundation yang selama ini berjuang melestarikan primata ikon kebanggan warga Banua. Dan penghargaan ini saya persembahkan untuk almamater saya ULM, BKSDA Kalsel dan tak lupa juga masyarakat Banjarmasin yang telah bersama bahu membahu berupaya melestarikan bekantan,” jelas Amel.
Sebagai seorang dosen biologi, kecintaan Amel terhadap lingkungan dan bekantan, primata eksotik berhidung mancung itu sudah tak diragukan lagi. Hampir sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk upaya melestarikan bekantan, dan untuk ia rela menyisihkan serta menghimpun dana bersama timya untuk membeli lahan untuk dijadikan habitat bekantan di alam.
Dia adalah perempuan pertama di Indonesia yang mendedikasikan diri dengan sungguh-sungguh dan konsisten melindungi bekantan dari kepunahan, melalui aksinya di bidang lingkungan dan perbaikan habitat.
Amel juga Doktor konservasi bekantan perempuan pertama di Indonesia, bahkan bisa jadi didunia.
Menurutnya dedikasi terhadap pelestarian bekantan, bukanlah untuk sebuah apresiasi, melainkan bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, keilmuan serta keimanan sebagai khalifah di muka bumi dan untuk keberlanjutan peradaban yang lestari. (ful/KPO-3)