Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan

Space Iklan
Hukum & Peristiwa

Ini Kata MUI Soal Seseorang Operasi Kelamin dalam Hukum Agama Islam

×

Ini Kata MUI Soal Seseorang Operasi Kelamin dalam Hukum Agama Islam

Sebarkan artikel ini
IMG 20241122 WA0005
Arsip - Isa Zega (tengah) didampingi sahabatnya Medina dan dua kuasa hukumnya usai menyerahkan bukti laporan penganiayaan di Mako Polsek Pancoran, Rabu (18/11/2020). (Kalimantanpost.com/Antara)
Space Iklan

JAKARTA, Kalimantanpost.com – Viralnya aksi pemengaruh transgender, Isa Zega, yang melaksanakan ibadah umrah dengan mengenakan hijab mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Anwar menegaskan dalam pandangan Islam, status kelamin seseorang adalah sesuai dengan pemberian dan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Maka perubahan kelamin melalui operasi tidak mengubah status gender yang sebenarnya.

GBK

“Jika ada seseorang yang mengubah kelaminnya lewat operasi maka hal tersebut tidak akan mengubah statusnya sebagai seorang laki-laki atau perempuan,” ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Anwar menjelaskan pengecualian hanya berlaku bagi mereka yang dilahirkan dengan kelamin ganda atau tidak sempurna, di mana tindakan operasi untuk memperjelas alat kelamin diperbolehkan.

Namun, jika seseorang dengan kelamin sempurna melakukan operasi untuk mengubah kelamin, maka hal itu dianggap sebagai perbuatan yang haram menurut ajaran Islam.

Lebih lanjut, Anwar menegaskan meskipun seseorang telah mengganti alat kelaminnya, hukum yang berlaku untuk mereka tetap berdasarkan jenis kelamin asalnya.

“Jika seseorang yang dilahirkan laki-laki kemudian melakukan operasi kelamin, maka ia tetap akan dikenakan ketentuan hukum sebagai laki-laki. Misalnya, dalam pembagian warisan, anak laki-laki akan mendapatkan dua kali bagian dibandingkan anak perempuan,” kata dia.

Anwar juga menekankan dalam ibadah, termasuk shalat berjamaah, seseorang yang telah mengganti kelamin tetap harus berada di barisan sesuai dengan jenis kelamin asalnya.

“Begitu juga dalam shalat berjamaah, orang tersebut harus berada di barisan laki-laki atau perempuan sesuai dengan kelamin asalnya,
” kata Anwar. (Ant/KPO

Baca Juga :  Sebanyak 1.453 Situs Judi Online Diminta Polda Kalsel Untuk Diblokir Kemkomdigi
Iklan
Iklan