Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

×

Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

Sebarkan artikel ini

Oleh : Mahasiswa Baru Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Antasari Banjarmasin

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu karena pendidikan memberikan pengetahuan dan mengajarkan bagaimana berperilaku yang tepat. Pendidikan membina peserta didik menjadi individu yang matang, individu yang dapat merancang masa depan dan mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Baca Koran

Pendidikan karakter merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang didalamnya terdapat tindakan pendidikan yang ditujukan untuk generasi penerus. Pembinaan karakter oleh guru sangat penting bagi siswa sekolah dasar, khususnya siswa berkebutuhan khusus. Salah satu tahapan kritis yang harus diperhatikan adalah pendidikan dasar, yang menjadi landasan yang kokoh bagi perkembangan pada tahap selanjutnya dan pembentukan pemahaman, sikap, dan perilaku belajar sepanjang hayat (long life learning).

Membangun karakter bangsa melalui pendidikan harus ditindak lanjuti dengan program yang berkesinambungan dan sistematis. Mulai dari pengenalan nilai kognitif, penghayatan nilai afektif hingga praktik nilai nyata. Mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik yang mengajarkan dan membentuk akhlak, etika, sikap, motivasi, perilaku, keterampilan, dan rasa berbudaya serta akhlak mulia yang baik, sehingga menumbuhkan karekter peserta didik untuk memberikan perilaku yang positif sehingga membawa kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah reguler tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan sekolah inklusi atau sekolah luar biasa. Perbedaannya terletak pada siswa berkebutuhan khusus di kelas dan cara guru menanamkan nilai-nilai karakter pada semua siswa berkebutuhan khusus, menjelaskan bahwa pembangunan karakter memiliki tujuan tertentu bagi suatu sistem pendidikan. Penanaman karakter dapat mengikis sikap negatif yang sering dilakukan seseorang. Melalui pendidikan maka pengetahuan dapat dicapai, tetapi keterampilan dan sikap menjadi tujuan dan penilaian. Dalam hal ini juga dapat berupa keterampilan sosial pada anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya atau anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam kemampuan berpikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi dan bergerak.

Baca Juga :  MENYIKAPI KEBERAGAMAN

Mengembangkan potensi siswa berkebutuhan khusus melalui proses pembelajaran afektif guru salah satunya dengan membentuk karakter pada siswa, bahwa nilai-nilai kebaikan yang khas (mengetahui pentingnya kebaikan, ingin berbuat baik, memiliki kehidupan yang sempurna, dan berdampak baik pada lingkungan) yang tertanam dalam diri dan terwujud dalam perilaku..Karakter yang terbentuk seperti percaya diri, disiplin, dan motivasi berprestasi akan mengembangkan prestasi belajar siswa. Dalam wawancara awal dengan pihak sekolah, hal ini  menjadi dasar pengembangan prestasi siswa berkebutuhan khusus dimulai dari membangun rasa percaya diri dan keinginan untuk disiplin serta termotivasi untuk berprestasi. Belajar meliputi kebiasaan, keterampilan, sikap, pemahaman, minat, penghayatan, dan penyesuaian diri. Guru memiliki peran dalam menumbuhkan dan memotivasi siswa, sedangkan motivasi diartikan sebagai kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh keinginan untuk mencapai prestasi dan hasil belajar yang baik.

Penanaman karakter yang baik akan menumbuhkan motivasi terhadap siswa untuk berprestasi, berprestasi adalah keinginan untuk mengalami keberhasilan dan berpartisipasi dalam kegiatan keberhasilan tergantung pada usaha dan kemampuan seseorang. Seorang individu yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu saat siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran, siswa mau mengerjakan tugas dengan disiplin, serta siswa mau mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Tata tertib sekolah dan program penunjang operasional di sekolah juga terbukti mampu meningkatkan kedisiplinan baik dalam kehadiran di sekolah, cara berpakaian, cara bertingkah laku, rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rajin belajar menggambarkan sifat siswa yang baik dan mengurangi kegiatan yang merugikan seperti, rasa tidak aman dan tidak berkonsentrasi. Peraturan sekolah mendukung terciptanya sikap disiplin siswa karena di dalamnya terkandung syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh siswa dan larangan-larangan yang tidak boleh dilaksanakan.

Baca Juga :  Haulan dan Kharisma Guru Sekumpul

Adapun peran guru kelas juga sebagai guru bimbingan konseling disekolah dasar yaitu guru harus dapat memahami karakteristik dan kemampuan setiap siswa, membantu siswa memecahkan masalah, mengajarkan kemampuan berperilaku dan memiliki hubungan sosial, membantu siswa mengembangkan kedisiplinan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa berkebutuhan khusus. Ketika anak berkebutuhan khusus dapat mengatur emosi negative, maka anak tersebut dapat fokus pada pembelajarannya, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kepercayaan diri siswa akan mempengaruhi hasil yaitu prestasi belajar baik di bidang akademik maupun non akademik pada siswa berkebutuhan khusus.

Iklan
Iklan
Baca Koran