BANJARBARU, Kalimantanpost.com– Dalam rangka memperingati HUT ke-48, SMA Negeri 2 Banjarbaru (SMADA) menggelar bazar kewirausahaan sekaligus mencanangkan Hutan Kota Pinus sebagai hutan pendidikan, Sabtu (3/2/2025).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, bazar kali ini untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar lingkungan sekolah.
Kepala SMAN 2 Banjarbaru, Saryono mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada para siswa mengenai dunia wirausaha.
“Kami ingin menanamkan semangat kewirausahaan sejak dini, tidak hanya dalam bentuk produk, tetapi juga nilai-nilai seperti keuletan dan semangat kolaborasi,” ujarnya.
Selain bazar, kegiatan ini juga menandai pencanangan Hutan Kota Pinus sebagai hutan pendidikan. Hutan ini diharapkan menjadi laboratorium alam untuk praktik belajar, khususnya mata pelajaran biologi.
“Kami berencana mengajukan permohonan ke Pemerintah Kota Banjarbaru agar siswa dapat belajar langsung di sini, terutama yang berkaitan dengan lingkungan,” tambahnya.
Asisten II Bidang Perekonomian Setda Banjarbaru, Sri Lailana, yang mewakili Wali Kota Banjarbaru, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut.
Menurutnya, bazar ini menjadi bekal bagi siswa untuk menjadi wirausaha muda yang berpotensi mendorong perekonomian daerah. “Kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan generasi enterpreneur muda yang kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Sri Lailana juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru memiliki Rumah Kemasan untuk membantu pelaku usaha, termasuk siswa, dalam membuat kemasan produk yang memenuhi standar mutu.
“Kolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Hutan Pinus juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk siswa,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Lailana mengingatkan pentingnya sertifikasi halal bagi produk UMKM. Sesuai peraturan pemerintah, seluruh produk UMKM harus bersertifikat halal paling lambat Oktober 2026.
“Kami bekerja sama dengan DPRD dan BPJPH di bawah Kementerian Agama untuk memfasilitasi sertifikasi ini. Biayanya terjangkau, sekitar Rp230ribu, sehingga pelaku usaha di Banjarbaru diharapkan segera mendaftarkan produknya,” jelasnya.
Ia menambahkan, tidak semua proses sertifikasi halal bersifat gratis, tetapi pemerintah siap memfasilitasi agar pelaku usaha tidak terbebani.
“Kami berharap siswa yang memulai usaha sejak di bangku sekolah juga memahami pentingnya legalitas produk,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu kelompok siswa, Balqis, Vanya, dan Melinda, mengungkapkan bahwa ide kreasi makanan yang mereka tampilkan di bazar merupakan hasil olahan sendiri. Mereka memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti minuman dari bunga telang, untuk menciptakan cita rasa yang khas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dari bahan sederhana pun bisa diolah menjadi produk yang menarik dan bernilai jual tinggi, kami menjual dengan harga mulai Rp3,5 ribu hingga Rp12 ribu saja” kata Balqis.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pameran produk, tetapi juga sarana pengembangan karakter siswa dalam hal kreativitas, kemandirian, dan jiwa kewirausahaan yang akan bermanfaat di masa depan. (dev/KPO-4)