Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalsel

Dies Natalis Ke XII, IMAPA Kalsel Gelar Buka Puasa Bersama

×

Dies Natalis Ke XII, IMAPA Kalsel Gelar Buka Puasa Bersama

Sebarkan artikel ini
IMG 20250317 143608
BUKA PUASA - Buka puasa pada puncak peringatan Dies Natalis ke XII IMAPA Kalsel, Minggu (16/3/2025). (Kalimantanpost.com/repro IMAPA Kalsel).

BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke XII Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Kalsel melaksanakan berbagai kegiatan.

Mulai dari lomba bulu tangkis, Voli dan pembagian takjil saat sahur di kawasan Kota Banjarbaru hingga puncak peringatan dengan buka puasa bersama, Minggu (16/3/2025).

Baca Koran

Buka puasa bersama mahasiswa Papua dan OKP juga menghadirkan penceramah Ketua MPI DPD KNPI Kota Banjarbaru Dr Wahyudi Rifani.

“Ini dilakukan karena mahasiswa Papua juga ada yang muslim,” kata Ketua Dies Natalis IMAPA ke XII, Rikardo Holombau.

Sementara itu, Ketua MPI DPD KNPI Kota Banjarbaru, Dr. Wahyudi Rifani mengatakan, Indonesia merupakan negara majemuk, yang mempunyai keragaman suku, agama, bahasa dan budaya.

“Keragaman yang ada di Indonesia ini, tentu dapat menjadi ancaman tersendiri, jika tidak dilihat secara utuh,” katanya.

Sebaliknya, keberagaman itu justru menjadi sentiment positif, jika kita bisa menyikapinya secara arif dan bijaksana.

Menurut Wahyudi, Keberagaman tersebut merupakan keunikan yang jarang didapatkan di negara lain. Karena itulah, Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekhasan tersendiri dan menjadikannya berbeda dengan negara lainnnya.

Di Indonesia keragaman tersebut justru dapat berdampingan dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Seperti masyarakat muslim bisa berdampingan dengan yang non muslim, masyarakat Jawa bisa berdampingan dengan masyarakat Papua dan segala macamnya.

“Itulah toleransi antar sesama umat manusia. Dan nilai-nilai toleransi pada dasarnya sudah ada sejak dulu,” tambahnya.

Ditambahkan, nilai-nilai toleransi pada dasarnya bersifat universal. Bisa berlaku untuk siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Dan hal ini sudah menjadi kearifan lokal yang melekat di seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan anggapan ‘kita semua bersaudara’ melekat dalam setiap diri warga negara Indonesia.

Baca Juga :  Komisi III Cermati Perencanaan Proyek-Proyek Bina Marga

Semangat persaudaraan tanpa disadari sudah melekat sejak dulu. Tanpa semangat persaudaraan yang dibingkai dalam cita-cita besar bersama untuk meraih kemerdekaan, mustahil masyarakat Indonesia bisa lepas dari penjajahan.

“Tanpa semangat persaudaraan, sulit bagi kita semua bisa hidup berdampingan dalam keberagaman,” ujarnya.

Disamping itu, dalam perkembangan kemajuan teknologi informasi yg cukup dahsyat, memilah sumber informasi itu sangat penting.

“Jangan sampai terjebak dengan berita hoax yang dapat menjadi ancaman kerukunan hidup berbangsa dan bernegara,” ujar Wahyudi. (lyn/KPO-4).

Iklan
Iklan